SUARA INDONESIA, SURABAYA – Dewan Pers bekerjasama dengan Lembaga uji Unitomo Surabaya menggelar uji kompetensi wartawan (UKW) di Hotel Owakwood Surabaya tanggal 3-4 Mei 2024.
Dari 35 peserta yang mengikuti acara itu, 3 wartawan media siber Suara Indonesia dinyatakan lulus dan kompeten oleh tim penguji.
Dia adalah Imam Haironi wartawan jenjang utama, Moh.Alawi jenjang Madya dan Gilang Gibran Alfikri dari wartawan muda.
Salah seorang tim penguji utama Syaiful Anam menyatakan, materi yang diujikan kepada wartawan di tiap jenjang dibuat profesional sesuai standart Dewan Pers.
“Jadi yang kami nyatakan lulus, sudah bisa dipertangungjawabkan profesionalitasnya. Kami memberikan bobot nilai sesuai kapasitas dan kapabilitasnya. Alhamdulillah semua lulus,” sebutnya.
Namun begitu, Syaiful meminta wartawan yang sudah lulus untuk tidak gampang merasa puas dan terus untuk tetap belajar.
‘Karena wartawan hari ini harus menguasai berbagai disiplin ilmu. Jadi harus terus belajar menambah wawasan dan pengetahuan. Terutama teknologi dan dunia digital,” katanya.
Salah satu materi uji yang menantang adalah wartawan diukur bagaimana membangun jejaring dengan nara sumber, liputan investigasi, menulis features dan menulis editorial bagi jenjang utama.
"Dari sana akan ketahuan, seberapa mampu wartawan saat di lapangan dan seberapa dia memiliki kompetensi di bidang kewartawanan. Atau hanya mengaku-ngaku," bebernya.
Sementara Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu di sela-sela kegiatan penutupan mengatakan, bahwa jumlah wartawan sangat membeludak. Namun begitu, tidak semua wartawan memiliki sertifikat profesional.
“Orang yang mengaku-ngaku wartawan jauh lebih banyak, dari wartawan yang sudah kompeten. Dengan adanya UKW ini, secara alami yang tidak profesional akan tersaring dengan sendirinya di masyarakat,’ paparnya.
Selain dengan Unitomo, Dewan Pers juga menggandeng Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI dan Pewarta Foto Indonesia (PFI).
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Redaksi |
| Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi