SUARA INDONESIA

Kampung Adat dengan Budaya Megalitikum di Desa Wisata Tebara Sumba Barat

Magang - 15 October 2023 | 11:10 - Dibaca 1.05k kali
Features Kampung Adat dengan Budaya Megalitikum di Desa Wisata Tebara Sumba Barat
Desa Wisata Tebara, kampung adat tradisional dengan budaya megalitikumnya. Ciri khas rumah adat beratap menara yang menjulang tinggi. Bertanduk terbagi menjadi tiga tingkat. (foto: Kemenparekraf)

SUMBA BARAT, Suaraindonesia.co.id - Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi wisata yang luar biasa. Bukan hanya Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo yang sudah terkenal di dunia. Provinsi itu juga juga dikenal memiliki potensi desa wisata yang sarat dengan nilai-nilai kearifan dan budaya lokal setempat.

Adalah Desa Wisata Tebara yang memiliki basis budaya, adat istiadat, dan bahasa yang kuat. Semua itu dipegang teguh dan dilestarikan. Desa itu terletak di Kecamatan Kota Waikabubak, ibu kota Kabupaten Sumba Barat. 

Kekhasan desa ini adalah kampung adat tradisional dengan budaya megalitikumnya. Ciri khas rumah adat beratap menara yang menjulang tinggi. Bertanduk terbagi menjadi tiga tingkat.

Keunikan desa ini, rumah-rumah adat dibangun di atas perbukitan yang tinggi. Dari sisi budaya, desa wisata ini juga memiliki peninggalan budaya megalitikum.

Peninggalan budaya megalitikum dari Desa Wisata Tebara itu terbukti dengan keberadaan batu kubur besar dan sarkofagus (sebuah wadah pemakaman yang umumnya terbuat dari batu dan terletak di atas tanah). Sementara itu, konsep batu kubur megalitikum melambangkan perahu yang berlayar ke dunia arwah. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno kala berkunjung ke Tebara pada Agustus lalu sangat takjub dengan keragaman adat dan budaya yang masih begitu kental. 

“Desa ini memiliki basis budaya dan adat istiadat, dan bahasa setempat yang kuat. Dan, mereka memegang teguh, bahkan melestarikannya,” ujar Sandiaga.

Sandiaga Uno menilai, keberadaan desa wisata yang sarat nilai-nilai kearifan dan budaya lokal membawa Indonesia memiliki pariwisata berkelas dunia. “Keberadaan sejumlah desa wisata membuktikan bukan Indonesia yang membangun desa, tapi desa yang menganugerahkan kemajuan bagi Indonesia,” kata Sandiaga.

Selain wisata budaya, wisata kuliner di desa itu juga memiliki cita rasa yang enak dan unik. Menparekraf Sandiaga Uno pun mengakui cita rasa kuliner Desa Tebara tersebut.

Salah satu makanan khasnya adalah ro’o luwa. Ro'o luwa adalah sejenis bubur yang bahan utamanya adalah ubi jalar atau daun singkong. Penampilannya berupa bubur hijau dengan rasa yang manis dan khas.

Kuliner lainnya adalah rumpu tampe yang berbahan utama daun pepaya, dan biasanya ditumis bersama dengan bunga pepaya muda, daun singkong, atau jantung pisang. “Jantung pisang, bunga pepaya, dan kacang panjang yang disebut rumpu rampe ini enak sekali, dan ada juga ro’o luwa dengan rasa yang unik,” ujar Menparekraf. 

Untuk menjangkau Desa Wisata Tebara, Waikabubak, Sumba Barat, tidak terlalu sulit. Wisatawan dapat melalui transportasi udara dan transportasi lainnya. Di Pulau Sumba terdapat dua bandar udara yang masih aktif. Yakni, Bandara Umbu Mehang Kunda, Waingapu serta Bandara Tambolaka, Waikabubak, Sumba Barat.

Soal penginapan, juga tidak menjadi masalah. Di Waikabubak terdapat hotel kelas menengah hingga hotel kelas melati. Begitu juga dengan losmen atau homestay. Jadi tunggu apa lagi, yuk buruan kunjungi Pulau Sumba dan nikmati keindahannya!

Sumber: indonesia.go.id

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Magang
Editor : Danu Sukendro

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV