SUARA INDONESIA

Dipicu El Nino, Indonesia Hadapi Ancaman Kekeringan dan Krisis Air yang Lebih Panjang

Redaksi - 17 October 2023 | 07:10 - Dibaca 961 kali
News  Dipicu El Nino, Indonesia Hadapi Ancaman Kekeringan dan Krisis Air yang Lebih Panjang
ilustrasi kekeringan (foto: pixabay.com)

JAKARTA, Suaraindonesia.co.id - Indonesia tengah menghadapi ancaman kekeringan yang lebih panjang dan kuat dari tahun-tahun sebelumnya. Karena itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat luas untuk bersiap.

Seperti dikutip dari beritasatu.com jejaring Suaraindonesia.co.id, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, kekeringan dipicu fenomena El Nino Moderat sejak Juli 2023. Berdasarkan data BMKG, kekeringan saat ini menyebabkan penurunan debit air di berbagai sungai dan waduk di Indonesia.

“Hal ini berdampak pada berkurangnya pasokan air untuk pertanian, industri, dan kebutuhan sehari-hari masyarakat. Ini merupakan peringatan bagi Indonesia untuk segera mengambil langkah mitigasi krisis air,” kata Dwikorita dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk "Kolaborasi Global Antisipasi Krisis Air Dampak Perubahan Iklim", Senin (16/10/2023) 

Menurut Dwikorita, pemerintah telah melakukan mitigasi sejak dini guna mengantisipasi dampak kekeringan. Salah satu upayanya dengan menyiapkan waduk, embung, dan pengeboran sumur air dalam.

Meskipun upaya mitigasi telah dilakukan, ancaman kekeringan tetap perlu diwaspadai. Oleh sebab itu, lanjut Dwikorita, diperlukan sinergi dari berbagai pihak untuk mengatasi krisis air, baik pemerintah, swasta, masyarakat, hingga organisasi internasional.

"Persoalan ini sangat kompleks, bukan karena hanya satu sebab dan hanya satu negara, tapi terlibat keterkaitan berbagai elemen. Jadi kita harus gotong-royong," ujarnya.

Terlebih, ancaman kekeringan bukan hanya masalah yang melanda Indonesia, namun juga tantangan global. Bahkan, data dari Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi krisis pangan akan terjadi pada 2050 jika tidak ada tindakan konkret yang dilakukan sedini mungkin.

Dwikorita menjelaskan, Indonesia sendiri memiliki peran penting dalam mengatasi krisis air. Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan teknologi pengelolaan air yang ramah lingkungan.

“Hal ini karena Indonesia memiliki kekayaan sumber daya air yang besar, serta pengalaman dalam mengelola sumber daya air di tengah kondisi iklim yang ekstrem,” tegasnya.

Maka dari itu, dalam World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali tahun depan, Dwikorita berharap Indonesia dapat berperan sebagai jembatan antara negara-negara maju dan berkembang dalam upaya mitigasi krisis air. Indonesia juga dapat berbagi kearifan lokal yang telah terbukti efektif dalam mengelola sumber daya air.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Redaksi
Editor : Danu Sukendro

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV