SUARA INDONESIA

Tingkatkan Produksi, Dispertan Cilacap Kembangkan Sentra Bawang Merah

Satria Galih Saputra - 10 November 2023 | 21:11 - Dibaca 772 kali
News Tingkatkan Produksi, Dispertan Cilacap Kembangkan Sentra Bawang Merah
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Mahbub Junaedi. (Foto: Istimewa)

CILACAP, Suaraindonesia.co.id - Pemkab Cilacap, Jawa Tengah, melalui dinas pertanian (dispertan) berupaya mengembangkan sentra bawang merah di wilayah. Langkah ini demi meningkatkan produksi bawang merah di kabupaten setempat.

Kepala Bidang Hortikultura Dispertan Kabupaten Cilacap, Mahbub Junaedi mengatakan, pengembangan sentra bawang merah dilakukan karena kurangnya produksi bawang merah di Kabupaten Cilacap per tahunnya.

"Untuk komoditas bawang merah di Kabupaten Cilacap masih minus 4.000 ton per tahun atau sekitar 400 hektare. Dan selama ini kami mendatangkan dari Brebes, ada juga dari Jawa Timur," ungkapnya, saat ditemui Jumat (10/11/2023).

Saat ini, kata dia, pihaknya sedang berusaha mengembangkan sentra bawang merah di wilayah yang memang berpotensi untuk ditanami bawang merah. Dinas bekerjasama dengan petani hortikultura seperti di Kecamatan Adipala, Binangun, dan Nusawungu di pesisir pantai.

“Kemudian di Kecamatan Kesugihan, Maos, dan Sampang di sepanjang sungai serayu. Kampung laut juga," lanjutnya.

Adapun wilayah lain seperti Kecamatan Jeruklegi, Gandrungmangu, Karangpucung, Cimanggu, Majenang, Wanareja, dan Dayeuhluhur. "Ada beberapa desa yang sudah mulai menanam bawang merah, sudah ada spot-spotnya," kata Mahbub.

Tugas dinas, Mahbub menuturkan, adalah meningkatkan SDM petani supaya menanam bawangnya lebih baik, karena bawang merah ini merupakan komoditas sayuran, namun tingkat budidayanya itu tinggi, membutuhkan ketekunan.

“Dan kami dibantu PPL di lapangan, juga dibantu petani-petani yang sudah maju," bebernya.

Mahbub menilai, usaha tani bawang merah sangatlah prospektif, mengingat potensi tanah di wilayah Kabupaten Cilacap bisa untuk ditanami bawang merah. Oleh sebab itu, pihaknya berupaya mengembangkan sentra bawang merah.

"Dulu petani tidak berani menanam bawang merah karena tidak punya ilmunya. Namun sekarang, mereka sudah banyak yang bisa setelah study banding. Dan kami beri sosialisasi, ternyata tidak terlalu sulit," tuturnya.

Kendati demikian, Mahbub mengaku petani masih mengalami kesulitan pada permodalan. Untuk modal satu kilogram benih bawang merah saat musim kering mau tanam, harganya di atas Rp 50 ribu, bahkan sampai Rp 70 ribu.

“Dan kalau satu hektare itu butuh satu ton benih. Berarti kalau untuk ongkos beli benih saja kisaran Rp 50-70 juta per hektare, atau bisa lebih," jelasnya.

Mengatasi hal tersebut, pemerintah telah mendukung untuk pengembangan bawang merah dengan memberikan bantuan untuk petani berupa sarana produksi seperti benih, pupuk, mulsa.

"Ini untuk 20 hektare, dan sasarannya lahan potensi untuk pengembangan. Kami juga selektif, daerahnya harus horti, dan diutamakan petani yang sudah pernah menanam horti seperti cabai, melon, semangka," ucap Mahbub.

Harapannya, melalui upaya pengembangan ini, bawang merah di Cilacap tidak lagi minus dan nantinya bisa swasembada, bahkan hingga surplus.

Sementara itu, untuk pemasaran, menurut Mahbub, tidak sulit karena masih minus. "Jadi masih sangat terbuka di pasar," pungkasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Satria Galih Saputra
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV