SUARA INDONESIA

Pertengahan Ramadan, Perputaran Uang di Pasar Takjil Ngerandu Buko se-Banyuwangi Tembus Rp 8,2 Miliar

Muhammad Nurul Yaqin - 26 March 2024 | 17:03 - Dibaca 473 kali
News Pertengahan Ramadan, Perputaran Uang di Pasar Takjil Ngerandu Buko se-Banyuwangi Tembus Rp 8,2 Miliar
Warga padati pasar takjil Ngerandu Buko di Banyuwangi. (Foto: Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

SUARA INDONESIA, BANYUWANGI - Pasar takjil Ramadan Ngerandu Buko yang digelar serentak sejak awal Ramadan di Banyuwangi, Jawa Timur, sukses menggerakkan ekonomi masyarakat arus bawah. Utamanya bagi para UMKM.

Bagaimana tidak, memasuki pertengahan Ramadan hari ke-15 ini, perputaran uang di 38 titik pasar takjil yang tersebar di Bumi Blambangan mencapai miliaran rupiah.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskopumdag) Banyuwangi, Nanin Oktaviantie menyebut, estimasi perputaran uang di seluruh pasar takjil Ramadan ini mencapai Rp 500 juta hingga Rp 550 juta setiap harinya.

Jika diakumulasi mulai awal hingga pertengahan Ramadan ini, perputaran uang di 38 titik pasar takjil Ngerandu Buko se-Banyuwangi berkisar di Rp 7,5 miliar hingga Rp 8,2 miliar.

“Jika terus demikian (bertahan) hingga akhir Ramadan, kami optimis perputaran uang bisa tembus di angka belasan miliar,” ujar Nanin, Selasa (26/3/2024).

Menurutnya, fenomena ini menunjukkan dampak ekonomi yang signifikan yang dihasilkan oleh pasar takjil. Momen ini terbukti memainkan peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat di level arus bawah.

“Pasar takjil tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumen akan hidangan berbuka puasa yang lezat, tetapi juga memberikan peluang ekonomi bagi pedagang lokal,” ungkapnya.

Nanin menambahkan, pasar takjil Ngerandu Buko yang digagas Pemkab Banyuwangi telah menjadi tempat berkumpulnya pedagang yang menawarkan beragam makanan dan minuman untuk berbuka puasa. 

Mulai dari kolak, es buah, patola, kopyor roti, pisang precet, hingga berbagai camilan tradisional, pasar ini menawarkan beragam pilihan yang memanjakan lidah pembeli.

Keberhasilan pasar takjil ini tidak hanya tercermin dalam angka perputaran uang yang tinggi, tetapi juga dalam keterlibatan aktif masyarakat dalam berbelanja dan berinteraksi di pasar. 

“Dengan adanya pasar takjil, masyarakat tidak hanya dapat menikmati hidangan lezat untuk berbuka puasa, tetapi juga dapat merasakan atmosfer Ramadan yang penuh berkah dan kehangatan,” imbuhnya.

Melalui pencapaian ini, pasar takjil Ngerandu Buko telah membuktikan perannya sebagai motor ekonomi lokal yang penting, serta sebagai simbol kebersamaan dan solidaritas di bulan suci Ramadan. 

Diharapkan, keberhasilan pasar takjil ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Banyuwangi secara keseluruhan.

Informasi tambahan, pasar takjil Ramadan yang digelar Pemkab Banyuwangi tahun ini dikemas dalam "Festival Ngerandu Buko".

Ngerandu Buko berasal dari bahasa Osing (suku asli Banyuwangi), yang artinya menunggu waktu berbuka. Pasar takjil ini digelar sebulan penuh mulai pukul 15.00 WIB hingga 21.00 WIB.

Ribuan warga dan UMKM terlibat dalam festival yang digelar serentak di 38 titik seluruh kelurahan dan desa-desa se-Banyuwangi, 12 Maret - 9 April 2024. Total ada 1.354 UMKM yang terlibat. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV