SUARA INDONESIA

Ning Lia Maknai Hari Kartini sebagai Momentum Perjuangkan Emansipasi Perempuan

Lukman Hadi - 22 April 2024 | 14:04 - Dibaca 703 kali
News Ning Lia Maknai Hari Kartini sebagai Momentum Perjuangkan Emansipasi Perempuan
Senator DPD RI terpilih Lia Istifhama maknai Hari Kartini sebagai momentum perjuangan emansipasi perempuan. (Foto: Istimewa/Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, SURABAYA - Berbicara emansipasi wanita tentu merujuk pada sosok R.A Kartini. Peran wanita asal Jepang dalam membela dan memperjuangkan hak kaum perempuan pada era kolonial begitu luar biasa.

Tak heran rasanya jika pemerintah melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964 menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Nasional. Sehingga setiap 21 April diperingati perjuangan R.A Kartini.

Peringatan Hari Kartini tak luput dari DPD RI terpilih, Lia Istifhama, yang menilai sosoknya memiliki andil besar soal emansipasi wanita di Indonesia.

"Saya termasuk yang sangat mengagumi sosok Ibu Kartini. Beliau mampu menunjukkan bahwa pendobrakan peradaban itu nyata, dan salah satunya melalui kaum perempuan," ujar Ning Lia, Senin (22/04/2024).

Kartini sangat mempengaruhi arah pergerakan Ning Lia membela hak kaum perempuan, terutama dalam bidang literasi. Karena Kartini selalu lantang menyuarakan emansipasi melalui surat-surat yang dikirim kepada teman-temannya di Belanda.

Surat-surat yang dikirimkan R.A Kartini itu menguraikan pemikirannya terkait berbagai masalah termasuk tradisi pernikahan paksa, tradisi feodal yang menindas dan poligami bagi perempuan Jawa kelas.

"Makna tulisan dalam surat yang dikirim ibu Kartini, menunjukkan pesan mendalam tentang kepedulian seorang ibu kepada nasib anak bangsa," jelas puteri dari almarhum Komandan Banser Jatim, KH Masykur Hasyim itu.

Pemikiran Kartini yang selalu diperjuangkan Lia Istifhama selanjutnya adalah tentang pendidikan bagi kaum perempuan tanpa melupakan hakikat wanita.

"Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama," pungkas keponakan Khofifah Indar Parawansa itu.

Yang terakhir, menurut Lia, emansipasi wanita bertujuan memberi kesempatan kaum perempuan memperoleh persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan. Paling utama dunia bekerja, belajar dan berkarya.

"Hari Kartini setiap 21 April merupakan momentum refleksi bahwa masih banyak persoalan yang berkaitan dengan kaum perempuan dan anak khususnya Jawa Timur seperti yang telah ditulis oleh Sulastin Sutrisno seorang penulis buku surat-surat Kartini yang bunyinya, ‘dalam tangan anak lah terletak masa depan dan dalam tangan ibu tergenggam anak yang merupakan masa depan itu," ungkapnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lukman Hadi
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV