SUARA INDONESIA

Kepala Balai TN Baluran Dukung Usulan Tol Probowangi Berhenti di Situbondo, Ini Alasannya!

Syamsuri - 25 April 2024 | 09:04 - Dibaca 1.32k kali
News Kepala Balai TN Baluran Dukung Usulan Tol Probowangi Berhenti di Situbondo, Ini Alasannya!
Ilustrasi gerbong Tol Situbondo. (Foto: Istimewa)

SUARA INDONESIA, SITUBONDO - Pro kontra pembangunan Tol Probowangi di Situbondo atas usulan anggota Komisi VI DPR RI, Nasim Khan, serta sebagian masyarakat mendapat respons dari Kepala Balai Taman Nasional (TN) Baluran, Johan Setiawan.

Dia menyambut baik usulan soal penolakan pembangunan Tol Probowangi yang berhenti hanya di Situbondo. Alasannya, untuk kepentingan masyarakat Situbondo, khususnya UMKM dan kawasan konservasi TN Baluran.

Johan menilai, usulan itu cukup beralasan. Sebab, ketika tol ini dilanjutkan sampai ke Banyuwangi, dampak ke depan akan terasa bagi masyarakat setempat. Jika Situbondo hanya menjadi jalur lintas, maka akan banyak UMKM yang gulung tikar. Bahkan, kawasan TNI Baluran juga akan terdampak. Bakal terjadi fragmentasi habitat dan membuat habitat satwa semakin mengecil.

“Jangan sampai dengan adanya tol ini membuat habitat semakin terbelah dan semakin mengecil. Satwa tidak akan bisa melintas. Oleh sebab itu, pembangunan jalan tol Probowangi sesuaikan dengan kajian Profesor Satiawan dari UGM yang telah dilakukan di awal bahwa harus elevatif sepanjang 13,6 kilometer,” ujarnya, Kamis (25/4/2024).

Menurutnya, kajian Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut, sudah dijadikan dokumen resmi oleh Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR). Isinya, bila Tol Probowangi dibangun, maka akan dibangun fly over di atas TN Baluran.

“Kemarin memang ada survei tanah, namun desainnya tidak elevatif seperti desain sebelumnya. Alasannya nantinya lebih mahal sekitar Rp 6 triliun,” jelasnya.

Pihaknya mendukung usulan anggota DPR RI asal Dapil IV Jatim tersebut berdasarkan perspektif membela kepentingan satwa liar dan konservasi yang ada di TN Baluran.

“Selesainya pembangunan jalan Tol Probowangi memerlukan waktu yang cukup panjang. Berdasarkan informasi dari PUPR, minimal membutuhkan waktu sekitar dua tahun, sehingga secara otomatis satwa yang ada TN Baluran akan menyingkir dan bisa-bisa menghilang dengan sendirinya,” ucapnya.

Johan pun berharap, sebelum pembangunan Tol Probowangi ini dikerjakan, satwa kawasan konservasi harus juga menjadi pertimbangan. Sebab, ini merupakan mandat internasional yang harus benar-benar dilindungi keberadaannya.

Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan menambahkan, pembangunan jalan Tol Probowangi yang saat ini pekerjaannya sudah sampai di wilayah Besuki, bisa berakhir pembangunannya sampai Corah Kalak Asembagus saja. Biar sama-sama tidak ada yang dirugikan.

"Sehingga Puslatpur Marinir dan konservasi ini aman. Setelah itu, baru berlanjut ke Bajulmati Wongsorejo Banyuwangi utara, hingga Ketapang Kalipuro. Jadi, latihan aman nyaman, juga konservasi hutan dan segala ekosistem bisa dimaksimalkan," pungkasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Syamsuri
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV