SUARA INDONESIA

Pemprov Jabar Pecahkan Rekor Muri Pemakaian Sarung Tenun oleh ASN Terbanyak

Sugiyanto - 23 November 2024 | 16:11 - Dibaca 119 kali
Advertorial Pemprov Jabar Pecahkan Rekor Muri Pemakaian Sarung Tenun oleh ASN Terbanyak
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, saat acara gerakan BBI menggunakan sarung oleh para ASN. (Foto: Istimewa)

SUARA INDONESIA, BANDUNG - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat menggelar gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) dengan menggunakan sarung oleh para Aparatur Sipil Negara (ASN).

Acara yang melibatkan sebanyak 44.175 orang yang terdiri dari ASN Pemprov Jabar, ASN kabupaten/kota, perwakilan dari Kementerian Pertahanan, perwakilan dari Bank Indonesia serta jajaran guru ini berlangsung di halaman depan Gedung Sate, Jl. Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (22/11/2024).

Halaman di depan Gedung Sate, Kota Bandung menjadi salah satu tempat diselenggarakannya acara tersebut.

Dalam acara tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia atau Muri untuk pemakaian sarung tenun oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) terbanyak.

Pemecahan rekor MURI ini juga turut dilaksanakan di beberapa tempat, di antaranya kantor dinas di kabupaten/kota, kantor Bank lndonesia, dan sekolah.

Kegiatan ini juga turut disaksikan oleh Penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin secara hibrida melalui Zoom Meeting dari SMK Negeri 1 Cibinong, Kabupaten Bogor.

Bey Machmudin menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang telah terjalin demi melestarikan budaya lokal sekaligus mendukung perekonomian daerah.

"Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen kita dalam menjaga identitas budaya serta mendukung program nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI)," kata Bey Machmudin dalam sambutannya secara virtual.

Bey mengatakan, sarung tenun Majalaya yang menjadi pusat perhatian dalam acara ini memiliki nilai sejarah, budaya, dan ekonomi yang tinggi.

Sebagai salah satu warisan wastra Jawa Barat sejak tahun 1930-an, kata Bey, sarung ini mencerminkan filosofi kehidupan masyarakat yang sederhana, rapi, dan santun.

"Bagi masyarakat Jawa Barat, sarung bukan hanya kain, tetapi simbol penghormatan terhadap warisan budaya sekaligus dukungan terhadap kemajuan ekonomi lokal," ujarnya.

Bey juga turut memberikan apresiasi kepada para perajin sarung tenun, pelaku UMKM, dan seluruh peserta ASN, baik yang hadir secara daring maupun luring.

Semangat kebersamaan, yang dalam falsafah Sunda dikenal sebagai sareundeuk saigel, sabobot sapihanean dinilai menjadi kunci dalam membangun Jawa Barat sebagai provinsi yang maju dan berbudaya.

Acara ini tidak hanya bertujuan mencatatkan rekor, tetapi juga memberi manfaat besar bagi para perajin sarung Majalaya dan perekonomian daerah.

Oleh karenanya, Bey berharap momentum ini dapat menjadi inspirasi untuk terus menjaga budaya, memperkuat ekonomi, dan memajukan Jawa Barat.

"Mari jadikan kegiatan ini sebagai pengingat bahwa budaya lokal, fondasi penting untuk menciptakan masa depan yang lebih baik," pungkasnya. (ADV)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Sugiyanto
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya