SUARA INDONESIA

Peringatan Peristiwa Gerbong Maut Bondowoso, Dimeriahkan Atraksi Teater Siswa Siswi dari Jember

Bahrullah - 23 November 2022 | 21:11 - Dibaca 3.80k kali
Budaya Peringatan Peristiwa Gerbong Maut Bondowoso, Dimeriahkan Atraksi Teater Siswa Siswi dari Jember
Foto status Bondowoso di era 90-an (Foto Istimewa)

BONDOWOSO – Peringatan peristiwa bersejarah tragedi Gerbong Maut Bondowoso yang mengangkut tawanan para pejuang kemerdekaan dari kota Ki Ronggo menuju Stasiun Wonokromo Surabaya dimeriahkan oleh aksi teater yang diperankan oleh Siswa dan Siswi dari sekolah Jember.

Acara ini diawali dengan napak tilas para pejuang kemerdekaan yang diperankan oleh siswa dan siswi SMAN Pakusari dan SMPN 1 Silo Jember, berjalan kaki dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB ke Museum Stasiun Kereta Api Bondowoso.

Broer Rizal, Vice President PT KAI Daop 9 Jember, menerangkan agenda Festival Gerbong Maut (Gema Fest) ini untuk mengenang peristiwa bersejarah yang terjadi di Kabupaten Bondowoso, khususnya terkait dengan pengangkutan 46 orang meninggal dunia yang diangkut menggunakan 3 gerbong tanpa ventilasi udara.

“Mereka yang diangkut gerbong merupakan tawanan perang para pejuang kemerdekaan Indonesia yang melawan penjajah belanda di Kabupaten Bondowoso,” kata Rizal pada media, Rabu (23/11/2022).

Dikatakan Rizal, acara ini merupakan sebuah acara untuk mengenang para pejuang yang waktu itu disuruh berjalan kaki dari rumah tahanan menuju stasiun Bondowoso.

Mereka adalah pra tawanan Belanda, lanjut Rizal, yang terdiri dari tentara dan para relawan perang yang melawan atau menentang terhadap para penjajah.

” Mereka diangkut dari Stasiun Bondowoso dibawa ke Stasiun Wonokromo Surabaya dengan menggunakan 3 Gerbong. Namun ironinya karena kondisi gerbongnya relatif kecil dan setiap gerbong diisi para pejuang yang melebihi kapasitas. Seperti ada yang satu gerbong diisi 30 orang pejuang, ada pula yang diisi 50 orang, sehingga sebelum sampai ke tujuan mereka banyak yang meninggal dunia, ada sekitar 46 pejuang yang gugur di dalam gerbong masih dalam perjalanan menuju Surabaya,” sambungnya.

Disampaikanya, acara ini diselenggarakan agar para siswa dan siswi di sekolah dapat mengenang kembali peristiwa sejarah itu, di mana para pahlawan kemerdekaan sangat susah payah memperjuangkan bangsa Indonesia sampai titik darah penghabisan.

"Setidaknya acara ini berdampak pada jiwa nasionalisme mereka," ujarnya.

Dia memaparkan, di museum Kereta Api Bondowoso saat ini menampilkan alat-alat kerja, baik dari sisi operasional maupun teknis.

“ Selain itu alat-alat kerja yang ditampilkan dari alat kerja saat ini maupun alat-alat kerja terdahulu,” tutupnya.

Alfaviega Septian Pravangasta, Humas Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur, menambahkan, saat ini jalur Kalisat-Bondowoso-Panarukan masih sedang dilakukan studi kelayakan bersama 4 jalur mati yang lain, yaitu Madiun-Slahung, Klakah-Lumajang-Pasirian, Jombang-Babat-Tuban, Bangkalan-Sumenep.

"Jalur ini masuk ke prioritas paling utama untuk dilakukan reaktivasi karena sisa prasarana relatif masih ada. Namun kita masih menunggu hasil akhir dari studi kelayakan," katanya.

Dia menuturkan, jalur ini masuk dalam Perpres 80/2019 tentang percepatan Pembangunan Infrastruktur di Jawa Timur dari Presiden Jokowi, oleh karena itu di DJKA benar-benar mempersiapkan sungguh-sungguh.

"Dalam proses studi kelayakan, DJKA (cq Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Timur) aktif koordinasi dengan pihak terkait, termasuk Pemprov dan Pemkab terkait," pungkasnya.***



» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Bahrullah
Editor : Lutfi Hidayat

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV