SUARA INDONESIA

Savory dan Olfactory: Ketika Parfum Lokal Merangkul Teknologi

Dona Pramudya - 14 December 2024 | 16:12 - Dibaca 144 kali
Ekbis Savory dan Olfactory: Ketika Parfum Lokal Merangkul Teknologi
Ketika Parfum Lokal Merangkul Teknologi. (Foto: Danik untuk Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, SURABAYA - Bisnis parfum lokal sedang harum-harumnya. Dalam beberapa tahun terakhir, sektor ini tumbuh pesat, didorong oleh perkembangan e-commerce yang semakin mendominasi.

Lewat layar ponsel, pelanggan kini bisa memilih parfum dengan klik sederhana. Tak hanya itu, industri ini pun berinovasi: aroma lebih bervariasi, kemasan makin cantik, dan kualitas terus ditingkatkan.

Kombinasi antara seni dan teknologi ini menjadi sorotan di Surabaya minggu ini. William Sicher Wijaya, perfumer terkemuka Indonesia, menggelar acara unik bertajuk “Savory and Olfactory: Fusion” di Domicile Kitchen & Lounge pada 13-15 Desember 2024. Bukan sekadar pameran parfum, ini adalah pengalaman sensorik.

“‘Savory’ itu rasa, sementara ‘Olfactory’ adalah aroma. Dua elemen ini kami padukan untuk menciptakan pengalaman unik bagi pelanggan,” ujar William.

Ia memperkenalkan konsep French Hot Perfumery, sebuah teknik meracik parfum yang memungkinkan pelanggan memilih aroma favorit mereka untuk dibuat langsung di tempat. Seperti atur musik di playlist, tapi ini parfum.

Acara ini bukan hanya tentang wangi. William ingin mengedukasi masyarakat bahwa parfum lokal punya daya saing tinggi. Apalagi, tren parfum oceanic aroma segar seperti udara laut sedang naik daun sepanjang 2024. Tapi, tren itu bisa berubah. “Media sosial dan e-commerce punya pengaruh besar pada preferensi pasar. Setiap tahun bisa beda,” tambahnya.

Dalam prosesnya, William menggabungkan bahan lokal dan impor. Ia percaya, seleksi bahan baku yang ketat adalah kunci kualitas. Dan ini relevan, karena masyarakat Indonesia kini lebih menghargai produk lokal yang berkualitas.

Acara seperti ini juga menjadi platform untuk membangun kolaborasi. Pengusaha parfum menggandeng kreator, influencer, hingga ahli marketing untuk mempromosikan produk. Lewat kampanye digital, mereka berusaha merebut pangsa pasar yang semakin sadar akan pentingnya mendukung produk dalam negeri.

Di balik itu semua, e-commerce menjadi pendorong utama. Tanpa toko fisik pun, produk parfum bisa menjangkau pelanggan dari Sabang sampai Merauke. Ini kesempatan besar bagi UKM. Dengan inovasi dan strategi pemasaran yang tepat, siapa pun bisa bersaing di era digital.

William dan rekan-rekannya di industri parfum kini punya misi besar: tidak hanya menciptakan wangi yang berkesan, tetapi juga membangun kebanggaan pada karya anak bangsa. Melalui seni, teknologi, dan semangat kolaborasi, parfum lokal tak sekadar harum ia menjadi simbol inovasi. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Dona Pramudya
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV