SUARA INDONESIA

Reses di Ngawi, Diana Sasa Kunjungi Industri Sentra Pengrajin Tikar Tenun

Ari Hermawan - 06 March 2021 | 19:03 - Dibaca 3.69k kali
Ekbis Reses di Ngawi, Diana Sasa Kunjungi Industri Sentra Pengrajin Tikar Tenun
Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Diana Amaliyah Verawatiningsih saat melihat sentra industri pengrajin tikar tenun di Desa Klampisan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi pada Sabtu (6/3/2021). Foto: Ari Hermawan/ suaraindonesia.co.id

NGAWI - Diana Amaliyah Verawatiningsih yang akrab disapa Sasa, merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur dari daerah pemilihan lX meliputi Ngawi, Magetan, Pacitan, Ponorogo dan Trenggalek.

Ditengah situasi pandemi, sosok perempuan yang dikenal pegiat literasi dengan mematuhi protokol kesehatan Covid-19 tetap melaksanakan tugasnya sebagai wakil rakyat guna melihat kondisi masyarakat termasuk menyerap aspirasi.

Dalam kunjungannya tersebut, perempuan asal Kabupaten Magetan politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan juga alumnus Unesa itu menemui pengrajin tikar tenun yang ada di Desa Klampisan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi.

"Ini sebuah kemandirian dari warga, atas dukungan dari pemerintah desa melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) diharapkan dengan adanya pengrajin tikar tenun ini, Desa Klampisan, Kecamatan Geneng bisa lebih dikenal masyarakat luas," kata Sasa, pada Sabtu (6/3/2021).

Dikatakannya, Sasa mengaku mengetahui sentra industri tenun tikar yang ada di Desa Klampisan sudah sejak lama. Maka dalam kunjungannya tersebut, agar bisa berkembang lebih maju aspirasi yang disampaikan para pengrajin tenun tikar, Sasa akan memperjuangkan apa yang  selama ini menjadi kendala bagi mereka.

"Di sini saya melihat ada potensi untuk mengembangkan sentra industri pembuatan tikar tenun, tentu kami akan memperjuangkan beberapa masukan dari para pengrajin, diantaranya terkait pengadaan alat tenun begitu juga masalah permodalannya," ujar anggota DPRD jatim yang meraih 31 ribu suara pada pileg lalu.


Sementara itu, Siti Lestari (34) yang merupakan pengrajin tikar tenun mengaku sangat senang, karena usaha mereka diperhatikan. Dan dirinya bersama pengrajin lain yang semuanya adalah perempuan sangat berharap ada bantuan dari pemerintah.

"Ini untuk pertama kalinya kami dikunjungi oleh anggota dewan provinsi, melalui Bu Sasa kami berharap kendala dari industri yang kami geluti bisa terakomodir dan terbantu. Salah satunya pengadaan alat tenun dan modal untuk pembelian bahan bakunya. Karena kami kewalahan atas permintaan yang banyak tidak sebanding dengan alat yang ada saat ini," ungkapnya.

"Sehari kami bisa menghasilkan 3 sampai 5 tikar tenun, dan motif bisa berbeda tergantung pemesanannya. Untuk harga juga bervariatif dari 60 hingga 75 ribu. Banyak warga dari wilayah lain yang langsung datang kesini untuk membeli, termasuk toko toko yang ada di Ngawi, Magetan hingga Madiun," pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Ari Hermawan
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV