SUARA INDONESIA

Ustaz  Adi Hidayat: Perbedaan Ulama Perihal Salat Hajat serta Dalil-dalilnya

Wildan Mukhlishah Sy - 15 October 2021 | 05:10 - Dibaca 1.95k kali
Hiburan Ustaz  Adi Hidayat: Perbedaan Ulama Perihal Salat Hajat serta Dalil-dalilnya
Ilustrasi orang berdo'a(Foto: Wildan/SuaraIndonesia)

JEMBER-Salat secara umum memiliki arti do'a, oleh karenanya perihal salat ini sangatlah penting, Rasulullah SAW pun sangat ketat terhadapnya.

Ustaz Adi Hidayat pada Kanal Jejak Wali menjelaskan tentang salat hajat, dimana dalam persoalan pertama menjurus pada salat secara umum. 

Sebagaimana artinya, maka salat adalah sebuah bentuk permohonan hajat, menempatkan segala keinginan dan menyampaikannya kepada Allah SWT.

"Semua salat itu adalah hajat. Hajat itu adalah kebutuhan yang ingin disampaikan. Dan perintah Allah saat meminta kita menunaikan salat, itu memerintahkan kita untuk menyampaikan kebutuhan kita ke dalam salat," jelasnya.

Ia menambahkan ada beberapa katagori persoalan dalam kehidupan manusia. 

Pertama, persoalan yang dapat diselesaikan dengan berdo'a secara langsung diluar waktu salat.

Kedua, persoalan yang Allah tuntaskan saat salat. 

Ketiga, persoalan-persoalan serius yang mustahil untuk diselesaikan dan terkadang membuat manusia mengangkat tangan, menyerah atasnya.

"Ada persoalan yang bisa dimohonkan dengan do'a biasa diluar salat. Ada persoalan yang saat salat dituntaskan Allah. Dan ada persoalan serius yang kebanyakan orang mengatakan nggak mungkin, mustahil,  sudah angkat tangan," tambahnya.

Dari sinilah kemudian muncul dua hadis yang menjadi perdebatan diantara para ulama. 

Dua hadia ini membahas tentang adanya salat khusus yang dilakukan diluar waktu-waktu salat yang sudah ditetapkan, maupun salat-salat sunah yang lain.

Salat yang dikerjakan ketika mendapat persoalan yang sangat pelik, diluar nalar manusia dan sudah bukan urusan makhluk lagi, yang diistilahkan dengan salat hajat.

Hadis yang pertama, adalah hadis nomer 1384 yang diriwayatkan oleh Abdullah Bin Abi Aufa.

"Barang siapa yang mempunyai kebutuhan kepada Allah atau kepada seorang dari bani Adam, maka berwudhulah dan perbaiki wudhunya kemudian salatlah dua rakaat. Lalu hendaklah ia memuji kepada Allah ta'ala dan bershalawat kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan mengucapkan (do'a), tidak ada sesembahan yang benar melainkan Allah yang Maha Penyantun dan Maha Mulia, Maha Suci Allah Rabby Arsy yang agung, segala puji milik Allah Rabb sekalian alam, aku memohon kepada-Mu dan yang menyebabkan ampunan-Mu serta keuntungan dari tiap kebaikanan dan keselamatan dari segala dosa. Janganlah Engkau tinggalkan pada diriku dosa, kecuali Engaku ampuni, kegundahan melainkan Engkau berikan jalan keluarnya, tidak pula suatu kebutuhan yang Engkau ridhai melainkan Engkau penuhi, wahai yang Maha Penyayang diantara penyayang," HR Ibnu Majah no. 1384 dan Tirmidzi no.479

Hadis ini dianggap dha'if jiddan oleh Imam Al-Bukhari, dan hadis ini juga dikenal dengan hadis mungkar.

Menurut ustaz Adi Hidayat, Hadis mungkar ialah hadis yang diriwayatkan oleh orang-orang yang pribadinya bermasalah.

"Hadis mungkar adalah hadis yang diriwayatkan oleh orang-orang yang pribadinya bermasalah, isinya belum tentu salah," ungkapnya.

Demi kehati-hatian Imam Al-Bukhari pun tidak menggunakan hadis tersebut.

Selanjutnya, hadis yang kedua, hadis nomer 1385 dari Utsman Bin Hunaif, hadis ini menceritakan langsung bagaimana Rasulullah menuntun seseorang yang buta untuk salat beserta do'a sesudahnya, demi kesembuhan orang tersebut, yang sudah divonis dengan buta permanen.

"Seorang buta datang kepada Nabi lalu mengatakan, 'berdo'alah engkau kepada Allah untukku agar menyembuhkanku.' Beliau  Shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, 'Apabila engkau mau aku akan menundanya (di akhirat) dan itu lebih baik. Namun, apabila engkau mau, aku akan mendo'akanmu.' Orang itu pun mengatakan, 'Do'akanlah.' Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam lalu menyuruhnya untuk berwudhu dan memperbagus wudhunya serta salat dua rakaat kemudian berdo'a dengan do'a ini. 'Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan Muhammad nabiyyurrahman. Wahai Muhammad sesungguhnya aku mengahadap kepada Rabbku denganmu dalam kebutuhanku ini agar ditunaikan. Ya Allah, terimalah syafaatnya untukku," HR Ibnu Majjah no. 1385 dan Tirmidzi no. 3758.

Hadis kedua ini dinyatakan oleh Imam Al-Bukhari sebagai hadis sahih, yang mendasarinya untuk melakulan salat hajat memohon petunjuk kepada Allah SWT setiap saat sebelum dia menuliskan hadis baru.

Adapun niat untuk salat hajat sebagai berikut: 

اصلي سنةالحاجةركعتين لله تعالي، الله اكبر
Ushalli sunnatal-haajati rak'ataini lillaahi ta'aalaa, Allaahu akbar.

Artinya: Aku niat salat sunah Hajat dua rakaat karena Allah ta'ala. Allahu akbar.

Setelah salat usahakan duduk dengan khusyu dan membaca istighfar sebanyak 100 kali. 

استغفرالله العظيم 
Astaghfirrullaahal-'azhiim

Artinya: Aku memohon ampunan kepada Allah yang Mahabesar/agung.

Atau yang lebih lengkap, bacaan istighfar:

استغفرالله ربي من كل ذنب واتوب اليه
Astaghfirrullaaha rabbii min kulli dzanbin wa atuubu ilaiih.

Artinya: Aku memohon ampunan kepada Allah Tuhanku, dari segala dosa dan aku bertobat kepada-Nya.
 
Lalu membaca shalawat atas Nabi sebanyak 100 kali.

اللهم صلي علي سيدنامهمد صلاةالرضاوارض عن اصحابه الرضاتلرضا
Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammadin shalaatar-ridhaa wardhaa 'an ashaabihir-rudhaa.

Artinya: Ya Allah, beri karunia kesejahteraan atas junjungan kami Muhammad, kesejehteraan yang diridhai, dan ridhailah daripada sahabat-sahabat sekalian dengan ridha.

Kemudian berdo'a:

لااله الاالله الحليم الكريم سبحان الله رب العرش العظيم. الحمدلله رب العالمين اسالك موجبات رحمتك وعزاءم مغفرتك والعصمة من كل ذنب والغنيمة من كل بر والسلامة من كل اثم لا تدع لي ذنبا الا غفرته ولاهما الا فرجته ولا حاجتا هي لك رضا الا قضيتها يا ارحم الراحمينن.
Laa ilaaha illallaahul-haliimul-kariim subhaanallaahi rabbil-'arsyil-'azhiim. Al-hamdu lillaahi rabbil-'aalamiin as'aluka muujibaati rahmatika wa 'azaa'ima maghfiratika wal-'ishmata min kulli dzanbin wal-ghaniimata min kulli birrin was-salaamata min kulli itsmin laa tada' lii dzanban illaa ghafartahu wa laa hamman illa farrajtahu wa laa haajatan hiya laka ridhan illa qadhaitaha yaa arhamar-raahimiin.

Artinya: Tidak ada Tuhan melainkan Allah yang Maha Penyantun dan Pemurah. Mahasuci Allah, Tuhan pemelihara 'Arasy Yang Agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Kepada-Mulah aku memohon sesuatu yang menyebabkan rahmat-Mu, dan memantapkan hati untuk memperoleh ampunan-Mu, serta memperoleh penjagaan dari segala dosa. Dan aku memohon pula untuk memperoleh keuntungan dari segala kebaikan dan selamat dari segala dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa (yang ada pada diriku) melainkan Engkau mengampuninya dan tiada sesuatu kesusahan melainkan Engkau berikan jalan keluar, dan tiada pula sesuatu hajat yang Engkau ridhai melainkan Engkay kabulkan. Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang." (Risalah Tuntunan Shalat Lengkap)

Atau dengan do'a berikut:

اللهم اني اسالك واتوجه اليك بمحمد نبي الرحمة. يامهمد، اني قد توجهت بك الي ربي في حاجتي هذه لتقضي، اللهم فشفعه في.
Allahumma inni 'asaluka watawajjahuilaiyka  bi Muhammadin nabiyyurrahmah. Ya Muhammadu inni qad tawajjahtu bika ilaa Rabbii fii haajatii hadzhihi li-tuqdha, allahumma fasyaffi'hu fiyya.

Artinya: Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan Muhammad Nabiyyurrahmah. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Rabku denganmu dalam kebutuhanku ini agar ditunaikan. Ya Allah terimalah syafa'atnya untukku. 

Hanya Allah yang memberi taufik.

Kemudian sebutkanlah hajat yang dinginkan dan perbanyak bacaan berikut

لااله الا انت سبحانك اني كنت من الظالمين
Laa ilaha illa anta subhaanaka inni kuntu minazh-zhaalimiin

Artinya: Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh aku termasuk orang yang zalim. (Ree/Wil)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Wildan Mukhlishah Sy
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya