SUARA INDONESIA

Kasihan, Tukang Becak di Surabaya Ini tak Pernah Terima Bansos Sejak Era SBY

Lukman Hadi - 04 August 2021 | 20:08 - Dibaca 3.86k kali
Features Kasihan, Tukang Becak di Surabaya Ini tak Pernah Terima Bansos Sejak Era SBY
Pasangan keluarga Maryono dan Sri Yuliwati yang selama hidupnya belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah.

SURABAYA - Pasangan suami istri (pasutri) Maryono (59) dan Sri Yuliwati (51) terus berjuang untuk bertahan hidup di saat Pandemi Covid-19. Meskipun hidup di bawah garis kemiskinan, mereka mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan sosial (bansos) sejak era Presiden SBY. 

Sejak virus corona masuk ke Indonesia, pasangan yang bertahun-tahun tinggal di rumah kontrakan ukuran 5x6 meter di kawasan Pacar Kembang Surabaya ini juga belum merasakan perhatian pemerintah. Entah itu berupa bantuan uang, sembako atau lainnya.

Bahkan yang lebih miris lagi, kata Maryono, keluarganya tidak pernah mendapat bantuan sejak era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI ke-6 sebelum Presiden Joko Widodo. 

"Jadi mulai Pak SBY mengeluarkan BLT, sejak saat itu belum pernah dapat sama sekali sampai sekarang," ujar Maryono saat diwawancarai suaraindonesia.co.id di rumahnya, Rabu (4/8/2021).

Maryono sendiri sehari-harinya bekerja sebagai tukang becak yang mangkal tak jauh dari rumahnya. Sementara istrinya, Sri tak lagi bekerja. Kini Sri lebih sibuk mengurus pekerjaan rumah.

"Dulu (istrinya) pernah bekerja di konveksi. Tapi sekarang sudah tidak bekerja, sekitar dua tahun lalu (sebelum pandemi)," sebut Maryono sambil mengingat.

Untuk sekarang ini, Maryono harus berjuang keras demi menyambung dan menghidupi keluarganya. Karena bantuan pemerintah yang ia harapkan tak kunjung datang.

"Ya apapun yang terjadi, setiap hari saya berangkat untuk mengais rezeki dengan mbecak mas. Walaupun sepi, dan bahkan pernah 3 hari tidak dapat penumpang sama sekali. Sekarang saingan banyak, peminat becak juga sudah jarang mas," kata Maryono dengan mata berkaca-kaca.

Menyambung perkataan suaminya, Sri menjelaskan bahwa keluarganya sudah sering mengajukan data ke RW, kelurahan hingga dinas sosial (dinsos).

Jika dihitung keseluruhan, lanjut Sri, sudah ada puluhan kali ia bersama suaminya mondar-mandir ke dinsos untuk mengurus pengajuan bantuan. Namun, perjuangan mereka juga membuahkan hasil.

"Saya sudah bolak-balik ke dinsos, ke Kelurahan, ke RW, tapi ya gitu. Ketika saya  lihat daftar tidak ada nama kami, ketika kami tanya pihak terkait, katanya kami belum terdaftar sebagai warga MBR," tutur Sri.

Kedua pasangan ini sangat berharap uluran tangan dan perhatian dari pemerintah kepada keluarganya, yang sampai sekarang tidak pernah mendapat bantuan.

"Ya harapannya kami bisa dibantu supaya dapat bantuan dari pemerintah. Apalagi sekarang ini kondisinya (pandemi) kayak gini," ucapnya.

Sri menegaskan, jika ia merupakan warga asli kelahiran Surabaya yang tumbuh besar di kawasan Pacar Kembang.

Kejadian yang dialami oleh keluarga Maryono bisa menjadi "pukulan" bagi pemerintah agar lebih serius memperhatikan warganya. Apalagi saat ini bantuan-bantuan untuk warga terdampak pandemi Covid-19 di pusatkan dari Menteri Sosial (Mensos) yang dijabat oleh Tri Rismaharini, mantan Wali Kota Surabaya. (luk/amj)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lukman Hadi
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya