BONDOWOSO - Di tengah lesunya ekonomi akibat pandem Covid-19 banyak pedagang menengah ke bawah terpaksa gulung tikar.
Namun untuk mendorong perekonomian pelaku ekonomi menengah ke bawah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur memberikan bantuan alat usaha.
Asrifah, seorang wanita penyandang disabilitas asal Desa Pekauman, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso, mendapatkan bantuan alat usaha perdagangan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, melalui program Jatim Puspa.
Wanita berkerudung merah itu sontak matanya berkaca-kaca setelah menerima langsung bantuan dari pemerintah.
Asrifah yang berpostur pendek dan berbeda dengan lainnya menyampaikan, kesehariannya dihabiskan berjualan gorengan dan pedagang kelontong di rumahnya.
"Saya jualan gorengan telo (singkong), hongkong, pisang goreng dan tahu, dan punya toko pracangan kecil di rumah, pembelinya tetangga sekitar," ungkapnya pada media, Senin (9/8/2021).
Asrifah mengaku, selama berjualan tidak memiliki peralatan yang layak, sehingga menggunakan alat seadanya.
"Alhamdulillah saat ini saya telah dibantu alat usaha berupa rombong, alat gorengan, dan kompor dari Pemprov Jatim. Semoga usaha kami tambah lancar," harapnya.
Asrifah memulai usahanya sejak 2008 silam. Ia memulai usaha bermodal nekat, dengan modal usaha yang tergolong cukup kecil sebesar Rp 300 ribu.
Jatuh bangun sudah dirasakan saat menjalani usahanya demi membantu ekonomi keluarga.
Wanita kelahiran 1973 ini menyampaikan, kegiatan usahanya untuk menyokong biaya sekolah 4 orang anaknya.
"Saya berjualan, karena tidak punya apa-apa, makanya saya berupaya berusaha bagaimana caranya untuk menghidupi keluarga," terangnya.
Sementara, Kepala Seksi Promosi dan Pemasaran Usaha Ekonomi Desa DPMD Jawa Timur, Kukuh Tri Sandi mengatakan, sasarannya adalah graduasi PKH (Program Keluarga Harapan) yang tidak lagi mendapatkan bantuan.
"Sebanyak 295 KPM tersebut melalui verifikasi oleh pendamping desa, door to door. Kalau ada yang tidak layak, yakni meninggal dan pindah, maka bisa diganti dari data DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial)," katanya.
Sementara untuk memastikan bantuan tersebut tidak dijual, pihaknya menggandeng pendamping desa untuk memantau.
"Sehingga pendamping desa dan PKK (Pendamping Kesejahteraan Keluarga) selalu memantau. Kita salurkan melalui desa, agar desa merasa memiliki. Setelah alat disalurkan desa bisa memberikan pembinaan," jelasnya.
Sementara untuk di 30 kabupaten/kota di Jawa Timur, ada 5.294 KPM di 175 desa dengan total anggaran Rp 15 miliar lebih.
"Karena mereka sudah lepas dari PKH, harapannya bisa lebih mandiri apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti ini," harapnya usai penyaluran di Desa Pekauman Kecamatan Grujugan.
Kepala DPMD Kabupaten Bondowoso, Haeriyah Yuliati berterima kepada Pemprov Jatim karena pelaku usaha kecil di sembilan desa sudah mendapatkan bantuan alat melalui Jatim Puspa.
"Ini bentuk kepedulian Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, untuk pemberdayaan perempuan. Penerimanya ibu-ibu yang merupakan tulang punggung keluarga," katanya.
Pihaknya berharap bantuan melalui DPMD ini semua bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, demi kelangsungan perekonomian, khususnya di tengah pandemi Covid-19.
"Jangan sampai dijual, harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Ibu-ibu ini orang hebat yang selama ini berjuang untuk mencari nafkah," jelasnya di depan para KPM.
Bantuan alat yang diberikan oleh pemerintah sesuai kebutuhan KPM. "Semoga pandemi Covid-19 segera berakhir, agar usaha yang dijalankan kembali normal," ucapnya.
"Program Jatim Puspa (Pemberdayaan Usaha Perempuan) ini untuk ibu-ibu pelaku usaha kecil di Kabupaten Bondowoso dan cair satu kali dalam setahun," sambungnya. (DP)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Bahrullah |
Editor | : Bahrullah |
Komentar & Reaksi