MOJOKERTO - Malam itu kami tidak sengaja bertemu seorang nenek tangguh penjual pisang. Sujanah (62) namanya, Warga Kemasan Gang 1, Mergelo, Blooto, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur.
Sambil menuntun sepeda berwarna silver kombinasi merah ia jajakan pisang jualannya.
Menurut Sujanah, ia berjualan tidak menetap. Kadang di trotoar jalan RA Basoeni. Terkadang berjalan ribuan meter keliling kota Mojokerto.
"G tentu mas, kadang jualan dekat sini, kadang keliling di dalam kota," ungkapnya kepada media ini, Kamis (7/7/2022).
Di sebelah depan sepedanya, Sujinah menyantolkan kresek berwarna putih berisi dagangan. Di keranjang sepedanya terdapat 2 iris pisang kepok matang. Menurut Sujanah, dalam sehari pendapatannya tidak menentu.
"Kadang dapat Rp 20 ribu, kadang Rp 30 ribu," ujarnya sambil membetulkan topi tani yang terbuat dari bambu.
Cucunya, Sherlin (8) duduk diatas sepedanya. Seorang anak penyandang tuna runggu.
Sesekali Sherlin mengajak Sujanah untuk segera pergi. Menurut Sujanah, saat ini Sherlin duduk di bangku kelas 3 di salah satu SD di Kota Mojokerto.
"Ini cucu saya mas, sudah sejak kecil ikut saya. Bungsu dari tiga bersaudara. Bapaknya kerja jauh," tutur Sujanah.
Sujanah berjualan pisang matang dengan sepeda onthel berkarat demi menyambung hidup. Dari hasil berjualan pisang ia gunakan untuk kehidupan sehari-hari.
Ia hanya berharap kepada pemerintah untuk memberikan beras.
"Ngih, kepada pemerintah kami hanya minta beras," terangnya ketika ditanya harapan kepada pemerintah.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Mohamad Alawi |
| Editor | : Moh.Husnul Yaqin |
Komentar & Reaksi