SUARA INDONESIA

Kabupaten Banyuwangi Dinyatakan Daerah Endemis DBD, Warga Diimbau Waspada

Muhammad Nurul Yaqin - 03 November 2020 | 15:11 - Dibaca 2.94k kali
Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Dinyatakan Daerah Endemis DBD, Warga Diimbau Waspada
Ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD. (Foto: Istimewa).

BANYUWANGI - Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dinyatakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD). Warga diimbau waspada terutama memasuki musim penghujan saat ini.

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono mengatakan, sepanjang tahun kasus DBD di Banyuwangi terus dijumpai. Artinya kasus DBD di Banyuwangi ini tidak pernah berhenti.

"Jika kita petakan, seluruh wilayah di Kabupaten Banyuwangi ini potensial untuk terjangkitnya demam berdarah. Oleh sebab itu kewaspadaan dan gerakan antisipasi harus dilakukan seluruh masyarakat," pinta dr Rio sapaan akrabnya saat ditemui Suara Indonesia, Selasa (3/11/2020).

Sementara Kepala Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Banyuwangi, Sudarto Setyo, menambahkan, pada tahun 2020 jumlah kasus DBD di Banyuwangi mengalami peningkatan dibandingkan dari tahun sebelumnya.

"Terhitung dari Januari hingga Oktober 2020 ada 219 kasus DBD, sedangkan tahun 2019 ada 138 kasus," paparnya saat dikonfirmasi terpisah.

Peningkatan kasus DBD ini, kata dia, karena dampak pandemi virus corona (Covid-19). Terutama pada awal-awal terjadinya pandemi. Para petugas pemantau jentik dan petugas DBD yang ada di Puskesmas tidak bisa melakukan kunjungan rumah.

Ditambah program Gertak PSN (Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk) dari Dinkes Banyuwangi yang biasanya rutin dilakukan setiap hari Jumat oleh warga tidak bisa berjalan di masa pandemi. Karena mengundang kerumunan.

Meski di masa pandemi Covid-19, Sudarto mengungkapkan, pihaknya tetap berupaya melakukan pengendalian dan pencegahan DBD.

"Mulai tahun 2020 bulan Juli kami menurunkan surat edaran kepada Puskesmas supaya kegiatan DBD dilaksanakan sesuai dengan pedoman pengendalian DBD, tanpa mengabaikan protokol kesehatan," cetusnya.

Menurut dia, kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kebersihan utamanya di lingkungan rumah atau pekarangan masing-masing individu sangat penting. Guna mencegah terjangkitnya penyakit DBD.

Pencegahan penyakit DBD juga bisa dilakukan dengan cara menerapkan pola 3M. Yakni menguras, mengubur dan menutup genangan air atau wadah yang menjadi tempat perkembang biakan nyamuk Aedes Aegypti.

"Karena demam berdarah menular melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Maka yang bisa dilakukan adalah memutus mata rantai perkembang biakan nyamuk tersebut," jelasnya.

Selain itu, bersihkan pula tempat yang bisa memicu genangan air seperti pot atau vas bunga. Perlu diketahui, nyamuk Aedes Aegypti menyukai genangan air sebagai tempat bertelur. 

Kemudian menutup rapat-rapat semua tempat penampungan air di antaranya gentong atau ember. Bisa juga dengan membalik tempat tersebut. Lalu, mendaur ulang dan mengubur barang bekas. Tak lupa, masyarakat perlu terus memantau jentik-jentik nyamuk. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya