SUARA INDONESIA

Sebelum PMK jadi Wabah, Ketua LPPNU Dorong Pemda Bondowoso Ambil Langkah Cepat

Bahrullah - 27 May 2022 | 22:05 - Dibaca 1.83k kali
Kesehatan Sebelum PMK jadi Wabah, Ketua LPPNU Dorong Pemda Bondowoso Ambil Langkah Cepat
H. Rusdy Hasan, Ketua LPPNU Bondowoso saat memberikan keterangan pers (Foto: BAHRULLAH/Suaraindonesia

BONDOWOSO - H. Rusdy Hasan Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) mendorong agar Pemerintah Daerah (Pemda) Bondowoso mengambil langkah cepat untuk melakukan tindakan pencegahan sebelum penyakit kuku dan mulut (PMK) pada ternak sapi agar tidak merebak dan menjadi wabah.

Menurut Rusdy, seharusnya PMK pada sapi ini menjadi atensi khusus bagai pemerintah daerah, sebab di Jawa Timur, penyakit ini sudah masuk di beberapa daerah kabupaten kota.

 “ PMK ini penularanya juga cepat. Sebelum PMK ini menjadi wabah maka perlu ada sosialisasi dan pencegahan harus segera cepat dilakukan. Jangan sampai seperti Covid-19, karena terlambat mencegah, akhirnya menjadi wabah," kata Rusdy saat melakukan jumpa pers di rumahnya, Jumat (27/5/2022).

Lebih lanjut, Rusdy mengatakan, pemerintah juga harus cepat bergerak memberikan sosialisasi dan penyuluhan pada masyarakat bagaimana cara pencegahan dan penularan PMK.

Rusdy menyatakan, jika pencegaha ini terlambat, maka tentunya akan membuat sebuah daerah cepat terpapar.

"Pencegahan ini harus secepat mungkin dilakukan. Jangan sampai jadi wabah di Bondowoso, jika telat bergerak, maka ini berpotensi jadi wabah," tegasnya.

Dengan adanya PMK ini, lanjut Rusdy, banyak masyarakat panic, sehingga pemerintah perlu melibatkan dokter ahli untuk memberikan sosialisasi dan penyuluhan.

Ia menilai bahwa banyak masyarakat di Kabupaten Bondowoso bermata pencaharian sebagai peternak maupun pedagang sapi.

" Sapi yang terjangkit PMK berat badannya turun drastis. Dari misal 900 kg menjadi hanya 400 kg. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan bagi peternak," tutur pria yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kabupaten Bondowoso ini.

Disisi lain, sosialisasi juga harus segera dimasukkan agar masyarakat mengetahui ciri PMK dan sebahaya apa dampaknya.

"Yang terjadi sekarang adalah masyarakat panik, sebab tidak mengetahui secara pasti tentang PMK. Misalnya jika sapi terkena PMK, itu cirinya apa saja. Kalau disembelih yang tidak boleh diolah bagian mana saja, atau memang tidak boleh semua, dan lain sebagainya," bebernya.

Katanya, bisa jadi sapi di Kabupaten Bondowoso aman dari PMK, namun tidak menutup kemungkinan jika terjangkit dari kendaraan angkut dari mobilitas lintas daerah.

Pencegahan bisa dari penyemprotan disinfektan maupun lainnya, sedangkan sosialisasi mutlak harus segera dilakukan," tutupnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Bahrullah
Editor : Lutfi Hidayat

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya