SUARA INDONESIA, SAMPANG – Harga garam musim panen tahun ini di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, terjun bebas. Padahal tahun lalu, harga garam tembus Rp 6 juta per ton. Kini, pada 2024 harganya turun drastis di angka Rp 1 juta per ton.
"Tahun ini harga garam memang sangat turun, berbeda dengan harga tembakau yang masih tinggi," jelas Mahmut, petambak garam asal Desa Marparan, Kecamatan Sreseh, Sampang, Senin (19/08/2024).
Kondisi ini membuat para petambak garam di wilayah Sampang cemas. Mereka takut sewaktu-waktu turun lagi. Sebab, mereka telah banyak mengeluarkan modal. Rata-rata petambak garam merogoh modal hingga Rp 15 juta per satu lokasi produksi.
"Belum lagi harga terpal geomembran untuk lahan garam yang saat ini harganya sangat mahal. Kalau harga garam terus terun, petambak garam akan mengalami kerugian," terangnya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pelopor Petambak dan Pedagang Garam Madura (P4GM) Kabupaten Sampang, Aufa Marom menjelaskan, kondisi harga garam tahun ini anjlok tidak seperti 2023 lalu. Karena hukum pasar harga garam berbeda dengan hukum dagang lainnya.
"Kalau hukum dagang garam, semakin tinggi kebutuhan tidak menjamin harga naik," jelasnya saat dikonfirmasi Suaraindonesia.co.id, Senin (19/08/2024).
Menurutnya, harga garam ditentukan prosesor pabrik garam. Sehingga harga garam kadang terjun bebas, kadang naik. "Dengan begitu bebasnya, harga garam membuat petani garam kadang mengeluh," katanya.
Ia berharap, pemerintah bisa memberikan patokan harga garam secara nasional, dan memasukkan garam dalam daftar bahan pokok utama secara nasional.
"Dengan adanya itu, petambak garam tidak khawatir dalam memproduksi garam setiap tahunnya, khususnya petambak garam di Kabupaten Sampang," pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Hoirur Rosikin |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi