SUARA INDONESIA

Kominfo Ajak Anak Muda Probolinggo Toleran dan Produktif

Irqam - 12 September 2024 | 11:09 - Dibaca 38.31k kali
News Kominfo Ajak Anak Muda Probolinggo Toleran dan Produktif
Suasana Bincang Teras Negeriku dengan tema “Muda Toleran dan Produktif” di Kota Probolingo. (Foto: Istimewa)

SUARA INDONESIA, PROBOLINGGO - Demi meningkatkan rasa toleransi dan produktivitas di kalangan anak muda, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan acara Bincang Teras Negeriku dengan tema “Muda Toleran dan Produktif” di Kota Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (11/09/24).

Dalam sambutannya, Dewi Susilorini Kusumoningrum, Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Pertahanan dan Keamanan, Kementerian Kominfo menyebutkan apabila kita menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan benar-benar memahami teksnya, maka akan terbayang tentang apa yang sudah atau bisa kita berikan untuk negara tercinta.

“Setiap dari kita punya hal yang baik yang nanti bisa kita persembahkan buat Indonesia. Setiap orang dari kita, baik laki-laki maupun perempuan, bahkan yang berbeda suku, bahasa serta agama. Di Indonesia kita semua satu dan bernaung di bawah Pancasila,” ungkap Dewi.

“Ini sebuah kenyataan yang harus sering sama-sama kita ingatkan, bahwa negara ini adalah negara dengan keanekaragaman yang luar biasa. Hal ini bukan untuk dipertentangkan tetapi justru jadi potensi yang luar biasa,” tambahnya.

Acara ini turut mengundang dua orang narasumber yakni, Kalis Mardiasih, Aktivis sekaligus Penulis serta Indra Dwi Prasetyo, Influencer. Kedua narasumber tersebut kemudian saling menyampaikan pemikiran mereka serta berdialog dengan para peserta yang hadir seputar toleransi dan produktivitas di kalangan anak muda.

Berbicara tentang pengalaman hidupnya, Kalis Mardiasih menyampaikan bahwa dirinya tidak memiliki jalan lain selain harus produktif. Sebab, dirinya tumbuh dalam keluarga yang serba kekurangan.

“Jujur, sejak kecil saya itu tidak tahu caranya untuk tidak produktif, karena produktif terus. Saya harus selalu produktif karena paksaan, sebab keluarga saya sangat miskin,” ungkapnya.

Mengenang masa kecilnya, Kalis yang lahir dari seorang bapak tukang becak dan ibu pekerja rumah tangga ini, saat itu merasa bahwa satu-satunya cara yang bisa dibanggakan oleh anak orang miskin sepertinya adalah dengan menjadi pintar.

Senada dengan hal itu, Indra Dwi Prasetyo menyampaikan bahwa salah satu cara untuk sukses bagi anak-anak muda yang bukan merupakan anak orang kaya adalah dengan membaca buku sebanyak mungkin.

“Saya bahkan melarang diri saya untuk lulus S1 sebelum membaca minimal lima ratus buku, karena bagi orang kampung seperti saya yang bapaknya miskin, tidak ada cara terbaik untuk sukses selain dengan membaca buku,” ungkap Indra Dwi Prasetyo.

Ditanya mengenai tips untuk tetap produktif kedua narasumber memberikan pandangan yang berbeda. Kalis lebih menekankan pentingnya menghasilkan sesuatu berdasarkan hal-hal yang dicintai.

“Bertanyalah kepada diri sendiri, apakah aku bisa mengupayakan apa yang aku cintai ini agar mempunyai value terbaik dibidangnya,” ujarnya.

“Jadi harus disadari bahwa kita hidup didunia yang sayangnya kita harus berkompetisi jadi mau tidak mau kamu harus mengupayakan menjadi yang terbaik” tambahnya kemudian.

Sementara itu Indra berpandangan bahwa untuk menjadi lebih produktif sangat penting untuk memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik mungkin dan mengisinya dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.

“Saya itu paling takut punya waktu luang dan hal yang paling saya hindari adalah punya waktu kosong bahkan di weekend sekalipun saya jarang punya waktu kosong,” ungkapnya.

“Produktif itu adalah ketika kita tahu dan sadar bahwa kita punya waktu kosong, kemudian kita berpikir bagaimana caranya membunuh waktu tersebut.

Teman-teman bisa membaca buku, bekerja, ikut program afiliasi dengan e-commerce, atau bahkan membantu orang tua. Intinya adalah tidak boleh anak-anak muda itu punya waktu kosong dan haram hukumnya anak muda punya waktu kosong,” jelasnya kemudian.

Berbicara mengenai toleransi, Kalis berpendapat bahwa kita pada dasarnya tidak hidup sendirian, tetapi justru berbagi ruang dengan orang-orang di sekitar kita yang juga ingin merasakan hidup tenang.

“Di antara itu semua ada perbedaan-perbedaan, tetapi kalau kita tau bahwa kita ingin berbagi ruang dalam ketenangan, dalam kebahagiaan, dalam kedamaian artinya apapun masalahnya bisa dicarikan solusi yang baik,” jelasnya.

Di sisi lain Indra berpendapat bahwa yang dimaksud dengan toleransi adalah bukan hanya memahami perbedaan saja. Namun yang lebih penting adalah kita mau tahu mengapa kita berbeda.

“Jadi kalau ditanya apa sih toleransi menurut saya? Itu adalah keinginan kita untuk kepo terhadap suatu hal dan kemudian memakluminya sebagai sebuah keniscayaan atau keberagaman,” jelasnya.

Perlu diketahui bahwa acara Bincang Teras Negeriku ini merupakan acara yang sudah sering diadakan oleh Kementerian Kominfo demi memberdayakan anak-anak muda di berbagai daerah dalam rangka menuju generasi Indonesia Emas 2045. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Irqam
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV