SUARA INDONESIA, JOMBANG- Resah atas kondisi Nahdlatul Ulama (NU) yang dinilai menjadi alat kekuasaan, salah seorang cucu pendiri NU, KH Abdussalam Sohib, membuka posko pengaduan dan laporan atas pelanggaran yang dilakukan PBNU secara terstruktur, sistematis dan masif.
Posko itu didirikan di Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang, Jawa Timur. Di lokasi pondok, terpampang dua baliho besar di depan ndalem kasepuhan yang berisi layanan pengaduan dan laporan pelanggaran PBNU beserta hotline pengaduan.
Ketua Presidium Penyelamat Organisasi dan Muktamar Luar Biasa NU, Abdussalam, yang juga inisiator pembentukan presidium mengatakan, usulan digelarnya Muktamar Luar Biasa (MLB) ini sudah cukup lama, yakni setengah tahun setelah dilantiknya hasil Muktamar Lampung.
"MLB ini akan digelar karena banyak keresahan yang melatarbelakangi MLB NU itu. Dari adanya kontroversi yang melibatkan kasus hukum pengurus PBNU yang tidak ada hubungannya dengan organisasi, hingga keberpihakan politik praktis pada Pilpres 2024 lalu. MLB ini tidak perlu dilakukan jika organisasi berjalan sesuai marwahnya," ungkapnya, Minggu (15/9/2024).
Tokoh yang akrab disapa Gus Salam ini menilai, nalar kritis organisasi sudah melenceng jauh sehingga diperlukan perubahan manajerial organisasi. Sedangkan terkait adanya penolakan MLB NU oleh PBNU dan jajaran di bawahnya, kata dia, tidak akan membuat gentar dan MLB NU ini akan terus berjalan .
"Jadi sebenarnya usulan-usulan MLB ini bahkan sudah ada sejak setengah tahun, katakan pasca pelantikan PBNU Muktamar Lampung. Waktu itu ada beberapa hal yang kontroversi dalam manajemen organisasi, kami sendiri itu berpikir MLB itu adalah jalan terakhir," terangnya.
Gus Salam menambahkan, karena menyadari efek MLB ini tidak mudah untuk diselesaikan dan proses rekonsiliasinya butuh waktu, maka saat itu pihaknya masih berharap dengan kritik yang dilakukan melalui media maupun melalui beberapa pengurus NU, bisa menjadi momentum perbaikan di dalam tata kelola organisasi.
“Namun faktanya tidak demikian. Semakin lama, justru semakin banyak hal-hal yang janggal. Seperti tidak adanya nalar kritis PBNU terhadap isu-isu sosial, keagamaan, maupun isu-isu yang berkaitan dengan penjagaan terhadap konstitusi," tambahnya
Dia menjelaskan, kemudian ada juga intervensi-intervensi yang dilakukan terhadap proses pemilihan di daerah. Apalagi begitu nyata ada politisasi organisasi untuk mendukung salah satu paslon.
"Maka kami berkesimpulan bahwa memang ini karakter dari oknum elit PBNU di dalam menjalankan organisasi yang syarat dengan kepentingan pribadi. Bahkan, dalam bahasa kasarnya, banyak dari mereka yang menjadi makelar politik saja. NU hanya menjadi pijakan tujuan-tujuan mereka tanpa memperhatikan lagi etika maupun fatsun berorganisasi," bebernya.
Ditanyakan apakah MLB akan terus dilakukan dalam waktu dekat, Gus Salam mengaku akan terus jalan. "Bagi presidium penyelamat organisasi bahwa MLB itu ada aturannya di AD/ART. Intimidasi apapun yang dilakukan oleh pihak manapun akan disambut dengan terbuka. Bahkan akan diajak duduk dan ngaji bersama," pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi