SUARA INDONESIA

Jadi Korban Penipuan Usai Ikut Program Kartu Kredit, Nasabah Mandiri Sumenep Keluhkan Keamanan Data Pribadi

Wildan Mukhlishah Sy - 24 September 2024 | 15:09 - Dibaca 630 kali
News Jadi Korban Penipuan Usai Ikut Program Kartu Kredit, Nasabah Mandiri Sumenep Keluhkan Keamanan Data Pribadi
Ilustrasi penipuan perbankan. (Foto: Bank Jago/Istimewa)

SUARA INDONESIA, SUMENEP- Seorang nasabah Bank Mandiri Sumenep Rifki mengaku, dirinya tertipu oleh program kartu kredit yang ditawarkan oleh bank tersebut.

Sebab, usai menggunakan program itu, dirinya menerima telpon dari nomor tak dikenal yang mengaku sebagai pihak Bank Mandiri. Setelah menerima telpon, uang yang ada di dalam rekeningnya kemudian terkuras hingga lebih dari Rp empat juta rupiah.

"Saya tidak pernah pakai uangnya. Tiba-tiba ada dana keluar sebesar Rp empat juta. Apa-apaan ini," ungkapnya.

Rifki menjelaskan, awalnya ia ditawari program baru kartu kredit oleh pihak mandiri, dengan limit Rp 5 juta rupiah. Karena tertarik atas program itu, dirinya mengikuti sejumlah persyaratan administrasi, seperti yang diarahkan oleh pihak mandiri.

Setelah melakukan pendaftaran, dia mengaku, pihak Bank Mandiri menginformasikan bahwa kartu kredit akan dikirim melalui jasa pos.

Akan tetapi, sampai lebih dari satu bulan Rifki masih belum menerima kartu kredit tersebut. Sehingga, dia tidak bisa menggunakan uang pinjaman di rekeningnya.

"Karena infonya, dana itu baru bisa digunakan kalau sudah terima kartu," ucapnya.

Selang beberapa waktu, kartu masih belum tiba. Dirinya kembali dihubungi kembali oleh pihak yang mengaku dari Bank Mandiri, untuk menginformasikan bahwa ada penambahan limit pinjaman menjadi Rp 10 juta.

Rifki mengatakan, saat itu ia juga memberitahu kepada pihak yang diduga Bank Mandiri bahwa kartu kredit masih belum tiba. Akhirnya, penelpon menjanjikan kartu tersebut akan tiba pada hari Senin.

"Dan hari senin benar-benar sampai kartunya. Saat kartu itu sampai, nomor itu menelpon lagi ke saya dan tahu kalau kartunya sudah ada di saya," sebutnya.

Setelah menerima kartu, dia mendapatkan telpon dari nomor tak dikenal yang mengatasnamakan pihak Bank Mandiri untuk mengkonfirmasi data diri nasabah.

Menurut Rifki, semua data diri yang ditanyakan oleh penelepon tersebut, sesuai dengan apa yang ia daftarkan di Bank Mandiri. Sehingga ia tak curiga, bahwa itu adalah penipuan.

Usai menerima telepon tersebut, uang di rekeningnya tiba-tiba terkuras hingga Rp empat juta tujuh ratus ribu rupiah. Padahal, dia sama sekali tidak memberikan kode otp, karena penelpon juga tidak memintanya.

Dirinya sempat memprotes ke Bank Mandiri Sumenep, lalu diminta berbicara langsung dengan Mandiri pusat. Namun, pihak Bank Mandiri tidak mau bertanggung jawab dan meminta agar nasabah tetap membayar tagihan tersebut.

Karena berdasarkan keterangan di sistem, nasabah telah menggunakan dana tersebut, untuk membeli handphone di daerah Jakarta. Padahal, Rifki mengaku sama sekali tidak merasa menggunakan uang di rekening itu dan dirinya tidak berbelanja, baik online maupun offline.

"Mereka tetap minta saya untuk bayar. Padahal saya tidak pakai uangnya. Mau belanjanya online atau offline, saya tidak pernah pakai uang itu masalahnya," lanjutnya.

Lebih jauh, kata Rifki, pihak Mandiri Sumenep malah menyalahkannya, karena menerima telepon selain dari nomor Bank Mandiri.

"Kalau misalkan yang telpon saya ternyata karena hal pentingnya, tapi nomornya baru. Masak tidak mau saya angkat," ujarnya.

Rifki menyatakan, yang membuatnya geram bukan karena diminta untuk membayar tagihan. Akan tetapi, bagaimana data pribadi seorang nasabah bisa bocor ke pihak lain.

Ia mengaku, sudah sering kali melakukan transaksi dan pinjaman di Bank lain. Namun, tidak pernah ada kebocoran data atau bahkan penipuan.

Rifki menambahkan, semestinya jika program tersebut tidak terjamin keamanannya, maka Bank Mandiri jangan menawarkan kepada nasabah, atau masyarakat luas. Agar tidak menjadi korban penipuan.

"Lah setelah saya ikut program Bank Mandiri ini, nomor saya ditelpon oleh penipu. Padahal selama ini saya bolak-balik transaksi di Bank manapun, tidak pernah ada penipuan atau nomor tak dikenal yang telfon. Ini berarti kan, data pribadi nasabah tidak aman di Mandiri," lanjutnya.

Parahnya, Rifki menyebut, saat berusaha melapor ke Bank Mandiri, rupanya tidak hanya dia yang menjadi korban penipuan tersebut. Informasi itu ia dapatkan saat berusaha memastikan nasibnya di BI Checking ke Bank Mandiri.

Maka dari itu, dirinya meminta agar Bank Mandiri Sumenep, bisa bertanggung jawab atas kebocoran data pribadinya. Sebab, hingga saat ini masih banyak nomor tak dikenal yang menghubunginya dengan mengatasnamakan Bank Mandiri.

"Saya dengar saat karyawan Bank Mandiri ngobrol, mereka juga bahas tentang kasus penipuan yang sama seperti saya. Ternyata cukup banyak korbannya. Saya ada kok rekamannya," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Cabang Mandiri Sumenep Opon Soepandi sama sekali tidak memberikan respon apapun. Saat Suaraindonesia.co.id melakukan upaya konfirmasi melalui WhatsApp pada 20 September 2024, ia tak menjawabnya.

Saat kembali dikonfirmasi ulang pada Senin 23 September 2024 melalui pesan WhatsApp, rupanya Kepala Cabang Mandiri Sumenep tersebut tetap tidak memberikan jawaban apapun. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Wildan Mukhlishah Sy
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV