SUARA INDONESIA, JEMBER – Sejumlah aktivis di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mendeklarasikan organisasi Laskar Jahanam, akronim Jalinan Hati Anak Manusia. Organisasi yang berdiri pada Minggu 10 Maret 2024 tersebut, dibentuk untuk memperjuangkan akses keadilan, serta memecahkan problem sosial di masyarakat.
Acara deklarasi yang dibuka dengan santunan anak yatim piatu dan pembacaan selawat dari Majelis Sholawat Al Fauzan ini, dihadiri oleh wakil Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh masyarakat, para penggerak sosial, serta ratusan anggota Laskar Jahanam dari berbagai wilayah.
Malam itu, ada sekitar 1.500-an orang yang memadati Lapangan Mangli untuk menyaksikan proses deklarasi, sekaligus penandatanganan manifesto “Deklarasi Laskar Jahanam”. Agenda disambung dengan pentas dangdut yang dimeriahkan oleh artis-artis daerah.
Sekretaris Jenderal Laskar Jahanam, Wahyu Baskoro mengatakan, Laskar Jahanam lahir dari sebuah kesadaran bahwa ketidakadilan dan penindasan masih banyak dirasakan oleh masyarakat di berbagai lapisan. Organisasi ini bertujuan menyatukan kekuatan dari berbagai kalangan demi melawan ketidakadilan, memperjuangkan hak asasi manusia, serta membangun kesadaran kolektif akan nilai-nilai kemanusiaan.
“Deklarasi ini sebagai bentuk keseriusan kami untuk membantu masyarakat. Banyak permasalahan-permasalahan di masyarakat yang belum mendapatkan solusi. Jadi, kami hadir untuk bergerak di bidang sosial kemasyarakat,” kata Wahyu, usai menggelar deklarasi di Lapangan Mangli, Kecamatan Kaliwates, Jember, Senin 23 September 2024, malam.
Menurutnya, Laskar Jahanam bukan hanya sekadar nama, tapi simbol perjuangan yang teguh dan penuh semangat. Kata Jahanam (Jalinan Hati Anak Manusia) disebutnya menggambarkan perlawanan terhadap penindasan, juga kekuatan untuk menghadapi tantangan yang ada di depan kita.
“Namun, perjuangan ini dilakukan dengan nilai-nilai kebaikan, hati nurani dan kedamaian. Dalam organisasi ini, kami bersama-sama bergerak, bergandengan tangan, dan bersatu demi tujuan mulia untuk menciptakan tatanan masyarakat yang lebih baik dan berkeadilan,” ucapnya.
Wahyu kembali menegaskan, meski acara deklarasi berbarengan dengan tahun politik, namun organisasi yang telah memiliki struktur mulai tingkat koordinator wilayah yang setara daerah pemilihan (dapil), 31 kecamatan, hingga 248 desa/kelurahan ini, tidak ada hubungannya dengan aktivitas politik. Murni bergerak di bidang sosial kemasyarakatan.
“Anggota kami juga ada yang berasal dari komunitas-komunitas masyarakat yang ada di Kabupaten Jember. Ada sekitar 15 komunitas yang sudah bergabung. Kami berhimpun dan bergerak dalam satu wadah untuk berjuang bersama-sama,” paparnya.
Di lokasi yang sama, Dewan Penasihat Laskar Jahanam, Hari Putri Lestari menuturkan, deklarasi ini merupakan bentuk proaktif dari masyarakat, tokoh berbagai elemen, serta para aktivis sebagai bentuk kepedulian terhadap Jember, Jawa Timur dan Indonesia.
“Kita tidak bisa mengandalkan peran pemerintah saja. Wakil-wakil rakyat dari semua tingkatan. Karena memang ada keterbatasan-keterbatasan. Dan problem masyarakat tidak mungkin hanya diselesaikan oleh pemerintah,” ucapnya.
Anggota DPRD Jawa Timur periode 2019-2024 ini pun menyarankan, agar pemerintah daerah menggandeng organisasi tersebut. Terlebih, para deklarator Laskar Jahanam ini adalah para aktivis sungguhan. Bukan kaleng-kaleng. Mereka sudah puluhan tahun aktif di banyak sektor di Jember.
“Kami mengapresiasi, karena organisasi ini dapat menjadi wadah pendampingan atas berbagai persoalan yang dialami masyarakat. Pemerintah harus menggandeng. Manfaatkan pikiran dan tenaga mereka,” pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Magang |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi