SUARA INDONESIA, JEMBER - Sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan terhadap pelestarian lingkungan, GenBI Peduli Lingkungan Jember menyelenggarakan kegiatan Empowered Village III dengan tema “Environmentally Friendly and Sustainable Recycling”.
Acara ini dilaksanakan di Desa Karangpring, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu 28 September 2024.
Kegiatan yang dihadiri oleh 23 warga desa dan 12 anggota GenBI Peduli Lingkungan ini, bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan cara sederhana dan efektif.
Fokus utamanya adalah sosialisasi pengelolaan sampah organik, khususnya pengolahan sampah basah dan daun kering menjadi kompos. Diharapkan, masyarakat dapat mengurangi jumlah sampah serta memanfaatkan limbah organik untuk kepentingan ekonomi dan kesehatan lingkungan.
Nanda Rizky Pratama, Perwakilan GenBI dari Dewan Komisariat (DK) Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, menekankan pentingnya acara ini bagi masyarakat.
Ia berharap, melalui kegiatan ini, masyarakat dapat memahami dan menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari demi menjaga kesehatan lingkungan sekitar.
“Selain itu, kami juga berharap masyarakat mampu memanfaatkan sampah yang dianggap tidak berguna menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat bagi lingkungan,” ujarnya, melalui keterangan tertulis yang diterima Suaraindonesia.co.id, Senin (30/9/2024).
Pernyataan ini menyoroti upaya meningkatkan kesadaran lingkungan dan memberikan solusi konkret dalam pengelolaan sampah, sehingga masyarakat dapat berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan mereka.
Dua pemateri dari GenBI Peduli Lingkungan, Eva Agustina dan Zaid Zidane Ar-Rosyadi, dengan antusias memandu acara ini. Mereka memberikan edukasi mendalam mengenai langkah-langkah pembuatan pupuk kompos.
Dalam sesi tersebut, para peserta diajak untuk terlibat secara aktif, mempraktikkan langsung proses pembuatan pupuk dari bahan-bahan yang mudah didapat, seperti sampah kulit buah, daun kering dan tanah.
Kegiatan praktis ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa pembuatan pupuk kompos dapat dilakukan dengan mudah di rumah, sehingga peserta dapat mengurangi limbah organik, sekaligus memberikan manfaat bagi lingkungan.
Tak hanya itu, para pemateri juga memperkenalkan konsep budidaya maggot, larva lalat yang memiliki kemampuan mengurai berbagai jenis sampah makanan.
Mereka menjelaskan, maggot tidak hanya berfungsi sebagai pengurai sampah, tapi juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan, sehingga memberikan nilai tambah bagi para peternak.
Edukasi tentang maggot ini bertujuan untuk mendorong peserta agar lebih memahami pentingnya pengelolaan limbah secara berkelanjutan.
Zaid Zidane, dalam penyampaian materinya, menekankan kelebihan penggunaan pupuk kompos bagi kesehatan lingkungan.
“Penggunaan pupuk organik lebih baik dibandingkan dengan pupuk kimia. Salah satu kelebihan pupuk organik dalam pertanian adalah kemampuannya untuk menjaga kesuburan tanah tanpa merusaknya,” jelasnya.
Pernyataan ini mencerminkan komitmen untuk mendorong praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, sehingga peserta dapat melihat langsung dampak positif yang dihasilkan dari pengelolaan limbah yang baik.
Antusiasme warga terlihat dari keterlibatan aktif mereka dalam setiap sesi diskusi dan praktik. Banyak peserta yang mengajukan pertanyaan, termasuk tentang perbandingan efektivitas pupuk organik dan pupuk kimia.
Pada Kegiatan Empowered Village III ini, diharapkan tidak hanya memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang daur ulang sampah, tapi juga menumbuhkan kebiasaan baru yang lebih ramah lingkungan.
Dengan keberlanjutan kegiatan ini, masyarakat di Desa Karangpring diharapkan dapat lebih mandiri dalam mengelola sampah dan menghasilkan produk yang bermanfaat bagi pertanian mereka.
GenBI Peduli Lingkungan berkomitmen terus melaksanakan berbagai program yang mengedepankan solusi lingkungan berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Tamara F |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi