SUARA INDONESIA, GAZA - Pada hari Minggu, 20 Oktober 2024, Oxfam, lembaga amal yang berfokus pada isu kemiskinan, mengungkapkan berita duka yang menyentuh hati, enam pekerja mereka tewas akibat serangan tembakan Israel di Gaza.
Situasi ini semakin memperburuk keadaan kemanusiaan di wilayah yang sudah dilanda konflik berkepanjangan ini.
Menurut Kepala Kebijakan Oxfam International, Bushra Khalidi, dua dari pekerja yang tewas adalah tenaga medis, termasuk seorang bidan yang bertugas di tempat penampungan di wilayah Jabaliya.
Kejadian tragis ini terjadi di tengah serangan udara yang dilancarkan oleh Israel.
Selain itu, empat insinyur air yang bekerja dalam kemitraan dengan Oxfam juga tewas akibat tembakan Israel di Khan Younis pada 17 Oktober 2024.
Sejak 14 Oktober, komunikasi telepon dan internet di Gaza terputus, menyulitkan Oxfam untuk menerima kabar terbaru dari lapangan.
Hal ini sangat menghambat upaya penyelamatan dan bantuan yang sangat dibutuhkan oleh warga sipil yang terjebak dalam konflik ini.
Khalidi menyatakan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk dan menciptakan apa yang disebutnya sebagai "kekurangan mutlak".
Warga Gaza, terutama orang tua, dipaksa untuk tidak makan berhari-hari agar dapat memberikan makanan kepada anak-anak mereka.
Dalam beberapa pekan terakhir, serangan Israel yang meningkat telah menyebabkan kelangkaan makanan yang parah, dengan laporan terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 1,8 juta orang, atau sekitar 86% dari populasi Gaza, sedang mengalami krisis kelaparan.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan bahwa serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 42.500 warga Palestina dan melukai lebih dari 99.000 orang, di mana 25% dari yang terluka menderita cacat permanen.
Selain itu, PBB mencatat bahwa lebih dari 300 pekerja bantuan telah kehilangan nyawa mereka di Gaza sejak konflik berkecamuk lebih dari 12 bulan lalu.
Sementara itu, perintah evakuasi massal yang dikeluarkan oleh Israel di wilayah utara Gaza menambah kesengsaraan yang dialami oleh warga sipil.
Perang Israel-Hamas, yang dimulai dari serangan kelompok militan Hamas ke Israel selatan, terus menambah daftar panjang penderitaan kemanusiaan yang harus dihadapi masyarakat sipil di Gaza.
Dalam menghadapi situasi yang sangat genting ini, organisasi-organisasi internasional dan lembaga kemanusiaan mendesak dunia untuk memberikan perhatian lebih terhadap krisis yang terjadi di Gaza.
Penghentian segera dari segala bentuk serangan dan upaya untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang efektif menjadi langkah krusial untuk mencegah tragedi lebih lanjut di kawasan ini. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Aditya Mulawarman |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi