SUARA INDONESIA

BNPT Sosialisasi Buku Saku Deteksi dan Cegah Dini Potensi Radikal Terorisme di Madiun

Prabasonta/Erik P - 15 November 2024 | 07:11 - Dibaca 526 kali
News BNPT Sosialisasi Buku Saku Deteksi dan Cegah Dini Potensi Radikal Terorisme di Madiun
Foto bersama BNPT dengan Forkopimda Kabupaten/Kota Madiun dan Magetan di Ballroom Hotel Aston, Kamis 14 November 2024. (Foto: Ery Pramudya/Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, MADIUN - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar sosialisasi buku saku Deteksi dan Cegah Dini Potensi Ancaman Radikal Terorisme kepada kepala desa dan lurah seluruh Kota/Kabupaten Madiun serta Magetan, Jawa Timur.

Acara sosialisasi yang diadakan di Ballroom Hotel Aston Jalan Mayjend Sungkono 41 Kecamatan Manguharjo Kota Madiun ini, berlangsung selama dua hari, kemarin dan hari ini, Jumat (15/11/2024), yang menghadirkan pejabat BNPT.

Di antaranya Brigjend Pol Wawan Ridwan, Direktur Pembinaan Kemampuan, Mochamad Andriyansyah Koordinator Pengembangan Sistem Operasi, Kombes Pol Dedy Indriyanto Kasubdit Pelatihan dan Kolonel Mar Indrayanto M, Tr. Kasubdit Penggunaan Kekuatan dan Kesbangpol Kota Madiun.

Acara dibuka oleh Soeko Dwi Handiarto Sekda Kota Madiun. "Semoga kegiatan yang dilaksanakan di Kota Pendekar selama dua hari ini akan meninggalkan kesan positif," katanya.
                                                            
Dia berharap kegiatan ini dapat memperkuat peran pemerintah daerah dalam berkolaborasi dengan masyarakat dan seluruh stakeholder guna memerangi faham radikalisme dan aksi terorisme.

Direktur Pembinaan Kemampuan, Wawan Ridwan mengatakan, dipilihnya Kota Madiun, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Magetan, karena lokasinya strategis. Sebab, mobilitas masyarakat juga meningkat hal tersebut dapat memicu adanya paham radikal.

"Salah satu upaya yang efektif dalam mengantisipasi adanya ancaman paham radikal dan terorisme adalah dengan meningkatkan kemampuan aparatur pemerintahan," jelasnya.

"Termasuk tiga pilar,  Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta lurah atau kepala desa, karena memiliki peran penting yang langsung bersentuhan dengan masyarakat," imbuhnya.

Wawan menjelaskan, terorisme di Indonesia selama 5 tahun terakhir terus mengalami penurunan. Menurut global terorisme Indeks pada tahun 2024, Indonesia berada di rangking 31 dan semakin baik dalam penanganan terorisme.

"Data terkait eks napi terorisme (napiter) yang telah bebas sebanyak 2.072 orang di seluruh wilayah Indonesia. Sedangkan di Jatim terdapat 195 orang, terbanyak nomor 3 setelah Jabar dan Jateng," ungkapnya.

Sementara itu, Kasiterrem 081/DSJ Letkol Inf Subagya menjelaskan pola dan cara rekrutmen calon teroris. Kata dia, biasanya diawali kegiatan berkedok agama di daerah yang termarjinalkan yang berpendidikan rendah dan selanjutnya dilakukan proses cuci otak.

Selanjutnya dilakukan uji kesetiaan dan diakhiri dengan proses baiat atau sumpah setia. "Bagi anggota baru yang sudah dibaiat akan mengikuti giat latihan dan pendidikan terorisme. Jika dinyatakan lulus, selanjutnya ditugaskan untuk melaksanakan aksi teror," terang Subagya.

Dari sinilah, kata dia, peran tiga pilar sangatlah penting dalam mendeteksi dan mencegah ancaman terorisme. Diharapkan, selalu memantau perkembangan situasi di wilayah kerjanya, terutama yang berkaitan dengan konflik sosial.

"Juga selalu memberikan arahan kepada warga, tiga pilar sering bergaul dengan warga dan memberikan arahan agar waspada terhadap keamanan dan ketahanan wilayah," tuturnya. (*)

Pewarta: Ery Pramudya

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Prabasonta/Erik P
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV