SUARA INDONESIA, INTERNASIONAL - Dalam menghadapi krisis yang berlangsung lebih dari tujuh dekade, Palestina terus menjadi pusat perhatian dunia.
Menteri Agama Indonesia, Nasaruddin Umar, baru-baru ini menegaskan pentingnya perjuangan kolektif dalam mendukung kemerdekaan Palestina.
Melalui pidatonya pada Baznas International Forum 2024, ia mengajak seluruh pihak untuk tidak hanya memberikan simpati pasif, tetapi juga berkontribusi secara nyata untuk memperjuangkan hak-hak dasar rakyat Palestina yang terus terzalimi.
Mari kita bahas lebih dalam mengapa dukungan internasional untuk Palestina harus lebih dari sekadar retorika dan bagaimana solidaritas global bisa memberikan dampak besar.
Sejak 1948, rakyat Palestina telah mengalami berbagai bentuk penindasan, mulai dari pengungsian hingga kekerasan yang berlanjut selama puluhan tahun.
Ketidakadilan yang terjadi bukan hanya akibat konflik bersenjata, tetapi juga karena politik pendudukan yang mendera mereka dalam setiap aspek kehidupan.
Menteri Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa luka-luka ini bukan hanya akibat perang yang terjadi pada Oktober 2023, namun juga akibat ketidakmampuan dunia internasional untuk menegakkan hak asasi manusia di wilayah tersebut.
Meski demikian, Palestina menunjukkan ketangguhan yang luar biasa, dengan rakyatnya yang terus berjuang untuk mendapatkan keadilan dan kebebasan.
Pada forum tersebut, Nasaruddin menegaskan bahwa dukungan terhadap Palestina bukan lagi sekadar simpati, melainkan tindakan kolektif yang nyata.
Menurutnya, hanya dengan bersuara dan bertindak untuk memperjuangkan keadilan, dunia bisa membantu Palestina keluar dari penderitaannya.
Sebagai negara yang besar dan berpengaruh, Indonesia memiliki peran penting dalam memperjuangkan hak-hak Palestina di tingkat internasional.
Dengan menggandeng organisasi kemanusiaan dan negara-negara sahabat, Indonesia dapat memimpin gerakan solidaritas global yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Indonesia turut berkontribusi besar dalam membantu Palestina. Melalui program "Membasuh Luka Palestina", Baznas berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp305 miliar yang sebagian besar digunakan untuk memberikan bantuan darurat dan mendukung pembangunan infrastruktur seperti rumah sakit dan sekolah di Palestina.
Sebagai bagian dari upaya internasional, Baznas juga telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan mitra internasional untuk mempermudah penyaluran bantuan kemanusiaan ke Palestina. Ini adalah contoh nyata bagaimana lembaga sosial dapat berperan dalam meringankan penderitaan rakyat Palestina.
Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Agung Nurwijoyo, menambahkan bahwa solidaritas negara-negara Global South atau negara-negara berkembang juga sangat penting dalam perjuangan Palestina.
Menurutnya, solidaritas yang muncul dari negara-negara di belahan selatan dunia ini memiliki potensi besar untuk memperkuat perjuangan Palestina. Dengan dukungan lebih dari 140 negara yang mengakui kemerdekaan Palestina, aksi kolektif ini bisa menjadi titik balik dalam mewujudkan perdamaian yang adil.
Perjuangan untuk kemerdekaan Palestina bukanlah tugas yang mudah, dan dunia internasional harus melangkah lebih jauh dari sekadar ucapan. Dukungan konkret dalam bentuk bantuan kemanusiaan, advokasi politik, dan peran aktif negara-negara besar seperti Indonesia sangat penting.
Semua pihak, baik pemerintah, lembaga sosial, maupun masyarakat internasional, harus bekerja bersama untuk mewujudkan perdamaian yang adil bagi Palestina dan kawasan tersebut. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Aditya Mulawarman |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi