SUARA INDONESIA, SURABAYA — Dalam dunia digital yang kian kompleks, modus penipuan terus berkembang, kini memasuki ranah yang tak terduga: layanan pos. National Cyber Security Centre (NCSC) di Swiss baru saja mengungkapkan skema penipuan terbaru, di mana surat fisik dikirim langsung ke rumah korban dengan memanfaatkan kode QR berisi malware.
Parahnya, surat-surat ini mencatut stempel resmi lembaga Meteorologi dan Klimatologi Federal Swiss, menciptakan ilusi legitimasi yang membuat penerima sulit meragukan keasliannya.
Dalam surat tersebut, pengirim mendesak penerima untuk memindai kode QR guna mengunduh aplikasi "Peringatan Cuaca Buruk" di perangkat Android mereka. Namun, kode tersebut tidak mengarahkan ke Google Play Store, melainkan ke situs pihak ketiga yang menyediakan aplikasi palsu bernama AlertSwiss.
Trojan Coper Mengintai
Ketika aplikasi ini diunduh, pengguna tanpa sadar menginstal malware varian trojan Coper, yang mampu mencuri data pribadi dari perangkat. Malware ini dirancang untuk:
Mencatat aktivitas pengguna.
Mencuri kata sandi, pesan, dan notifikasi.
Memunculkan halaman phishing otomatis untuk menjebak korban lebih lanjut.
Selain itu, perangkat yang terinfeksi dapat dimanfaatkan penipu untuk mengakses informasi sensitif lainnya, membuka celah yang lebih besar bagi kerugian finansial maupun privasi.
Metode Baru yang Mahal, Tapi Efektif
Berbeda dengan email phishing, metode ini membutuhkan biaya lebih besar karena melibatkan pengiriman surat fisik. Namun, biaya ini menunjukkan bahwa para pelaku yakin akan tingkat keberhasilan yang tinggi.
“Ini pertama kalinya kami menemukan malware disebarkan melalui surat fisik dengan cara seperti ini,” ujar juru bicara NCSC kepada The Register.
Peringatan untuk Publik
NCSC mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap penipuan berbasis kode QR, terutama jika dikirimkan melalui surat fisik. Sebelum memindai kode QR, masyarakat diimbau untuk selalu memeriksa keaslian pengirim dan sumber dokumen tersebut.
Dalam lanskap keamanan digital yang terus berubah, cara-cara klasik seperti layanan pos justru menjadi senjata baru yang tak terduga bagi penipu. Masyarakat diharapkan lebih kritis dan berhati-hati dalam menghadapi modus-modus serupa di masa depan. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Dona Pramudya |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi