SUARA INDONESIA, SURABAYA - Hujan deras yang mengguyur Surabaya lebih dari satu jam pada Selasa sore (10/12) kemarin, kembali menunjukkan kelemahan sistem drainase kota.
Puluhan wilayah tergenang air, mulai dari Jalan Raya Satelit Indah, Sukomanunggal, Simo, hingga Ngagel Jaya Utara. Genangan ini menyebabkan kemacetan, kendaraan mogok, hingga banjir yang merendam permukiman warga.
Di Jalan Raya Satelit Indah, genangan air terlihat setinggi lutut. Ernita, salah satu pengendara motor yang terjebak banjir, menceritakan pengalamannya.
“Hujannya deras banget, nggak berhenti-berhenti. Banyak mobil dan motor mogok. Motor saya juga sempat mati, harus didorong ke pinggir,” katanya sambil membetulkan kendaraannya di tepi jalan.
Hal serupa juga terjadi di kawasan Sukomanunggal. Imron, warga sekitar, heran dengan kondisi ini. “Gorong-gorong di sini sudah lama diperbaiki, bahkan pakai box culvert. Biasanya nggak banjir, tapi sekarang airnya meluap lagi. Hujannya memang sering banget akhir-akhir ini,” ungkapnya.
Tak hanya jalan raya, banjir juga menggenangi rumah-rumah warga di kawasan Margomulyo, Simo Hilir, hingga Banyu Urip. Warga mengaku semakin resah dengan ancaman banjir yang terus berulang setiap musim hujan.
Sementara itu, data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya mencatat 30 titik banjir tersebar di seluruh kota. Selain banjir, hujan deras kali ini juga disertai angin kencang yang merobohkan pohon di 43 lokasi. Salah satunya di kawasan Ronggolawe, di mana sebuah pohon tumbang menimpa mobil patroli Satpol PP.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya bergerak cepat menangani pohon-pohon tumbang. Namun, warga tetap berharap ada solusi jangka panjang dari pemerintah kota.
“Jangan hanya tunggu banjir surut. Sistem drainase harus dievaluasi lagi,” ujar seorang warga di kawasan Banyu Urip.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi hujan lebat masih akan mengguyur Surabaya dalam sepekan ke depan. Warga mendesak Pemkot Surabaya untuk segera mencari solusi agar kota ini tidak terus-menerus tenggelam setiap kali hujan datang.
Banjir bukan sekadar genangan air. Ia adalah simbol dari masalah yang belum terselesaikan. Surabaya, yang dikenal sebagai Kota Pahlawan, kini harus bertarung melawan musuh lamanya: air hujan yang tak terkelola. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Dona Pramudya |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi