KEEROM - Pemerintah Kabupaten Keerom kembali menyalurkan bantuan berupa uang operasional kepada Lembaga Masyarakat Adat (LMA) tingkat distrik di Kabupaten Keerom.
Dimana, Bupati Kabupaten Keerom, Piter Gusbager menyerahkan secara langsung kepada LMA di 9 distrik yakni, Skanto, Arso Barat, Arso, Mannem, Arso Timur, Waris, Web, Kaisenar, Yaffi. Sementara 2 distrik lainnya berhalangan. Penyerahan bantuan ini berlangsung di Trinity Room, kantor bupati keerom pada, Jumat (15/10/2021).
Bantuan yang diterima LMA tingkat distrik untuk 2 triwulan, yaitu triwulan pertama dan kedua. Dimana setiap triwulan setiap LMA akan menerima sebesar Rp.7.500.000 atau Rp.2.500.000,- , setiap bulannya, jadi totalnya yang diterima setiap Ketua LMA dalam 2 triwulan sebesar Rp.15.000.000,-.
Sedangkan untuk triwulan berikutnya akan diserahkan kemudian setelah pertanggungjawaban, hal ini dikarenakan system keuangan hanya boleh terima dalam dua triwulan.
Dalam kesempatannya Bupati Keerom Piter Gusbager berharap LMA Keerom harus bersatu untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat adat. Selain itu juga membantu pemecahan masalah-masalah yang timbul di masyarakat adat, diantaranya pemetaan batas adat, dan sejumlah persoalan yang lainnya.
Lanjut Bupati, Pemerintah sampai saat ini telah menyelesaikan masalah batas wilayah kabupaten Keerom dengan tetangga, seperti Kota Jayapura di Kampung Moso, Pegunungan Bintang di Towe, dengan Kabupaten Jayapura di alang-alang.
"Pemerintah di tahun berikut akan menyelesaikan permasalahan batas distrik dan kampung. Untuk itu pemerintah akan memainkan perannya, adat juga harus demikian agar pembangunan bisa berjalan baik. Untuk itu masalah batas ini baik administrasi maupun batas adat harus jelas," ujar Bupati.
Selain batas wilayah adat, LMA juga diminta harus mengambil bagian dalam menyelesaikan berbagai persoalan seperti miras, pos adat dan yang lainnya.
"Adat harus bicara dan berpikir besar untuk mengangkat derajat dan harkat masyarakat adat. Adat tidak perlu lagi berpikir masalah-masalah kecil, pikiran dan bicarakan tentang kemajuan masyarakat adat di kabupaten Keerom ini," jelasnya.
Piter Gusbager menambahkan, LMA juga tidak boleh lupa untuk berbicara soal melindungai hutan dan masyarakat adat, perlindungan budaya dan adat.
Baginya begitu banyak persoalan yang seharusnya peran Adat itu harus disuarakan dan adat jangan diam, ada peran yang harus dimainkan adat.
Ketua KNPI Keerom itu juga menegaskan bahwa lembaga adat merupakan salah satu pilar penting dalam membangun Papua. Diakuinya pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa bantuan dan peran lembaga adat.
Dikesempatan yang sama juga Ketua LMA Arso Barat, Fransiskus Anyare yang mewakili para tokoh yang lainnya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Kabupaten Keerom, lebih khususnya Bupati Piter Gusbager yang sudah memperhatikan masyarakat adat.
Terkait peran LMA, Fransiskus Anyare mengakui akan siap menjalankan apa yang sudah menjadi peran lembaga adat di lingkungan masyarakat lebih khususnya dalam menyelesaikan berbagai persoalan seperti yang diharapkan pemerintah dalam hal ini Bupati Keerom.
"Kami siap menyelesaikan berbagai persoalan, tentunya bersama masyarakat dan pemerintah. Setelah tahap-tahap kami jalankan tentu kami juga akan memberikan laporan dan juga jalin koordinasi dengan bupati Keerom," tuturnya.
Dalam kegiatan tersebut, Bupati Keerom, Piter Gusbager didampingi Sekda, Trisiswanda Indra, Plt. BPKAD, Charles Sinaga, Plt. Kadistrik Arso, Lauren Borotian dan Dewan Adat Mannem, Jack Mekawa.(advetorial).
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Mustakim Ali |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi