KEEROM - Untuk mengoptimalkan pelayanan tiga Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemenkumham Papua yang berdiri di atas lahan adat, Bupati Keerom, Piter Gusbager tuntaskan pembayaran tahap III sebesar Rp 500 juta kepada pemilik lahan Bate Bibiosi, Selasa (30/08/2024).
Adapun tiga UPT yang dimaksud, Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Keerom, Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Keerom dan Kantor Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas III Keerom.
"Peroses pembayaran tahap III ini merupakan wujud komitmen Pemda, Kemenkumham dan juga masyarakat adat. Bahwa sesungguhnya masyarakat adat tidak mempunyai niat untuk menghalangi pembanguna hanya saja butuh perhatian, pengertian dan sentuhan yang erat dari pemerintah," tutur Bupati Piter Gusbager.
"Kita ketahui bersama bahwa hak-hak adat sudah menjadi bagian dari tahapan untuk menyelesaikan pembangunan di tanah Papua. Hal ini wujud kepedulian atau menghargai dari pemerintah terhadap hak-hak masyarakat adat," lanjut bupati.
Bupati menjelaskan bahwa penyelesaian hak adat atas pembangunan tiga UPT ini sudah masuk tahap III sebesar Rp 500 juta, yang saat ini totalnya 1,3 Miliar.
Setelah pembayaran tahap III ini, Bupati mengakui sudah tidak ada persoalan lagi, sehingga proses legalitas untuk penerbitan sertifikat tanah oleh BPN segera di lakukan.
Dikesempatan yang sama, Kakanwil Kemenkumham Papua, Anthonius M. Ayorbaba memberikan apresiasi kepada Bupati Keerom yang memiliki komitmen besar atas hadirnya tiga UPT di Kabupaten Keerom, bahkan hal tersebut belum pernah terjadi di kabupaten yang lainnya.
"Patut kami beri apresiasi kepada pemda keerom atas kepedulian terhadap kemanusiaan. Di Papua belum pernah ada kepala daerah yang menyediakan lahan untuk membangun tiga unit UPT sekaligus. Tentu ini komitmen besar yang harus kita apresiasi," ungkapnya.
Kakanwil berharap sinergitas antara Pemkab Keerom dan masyarakat adat haru tetap terjalin dengan baik, untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Mustakim Ali |
| Editor | : Mustaqim Ali |
Komentar & Reaksi