SITUBONDO - Bupati Situbondo, Karna Suswandi, meminta tiga Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang ada di Kabupaten Situbondo bisa naik kelas. Yakni RSUD dr Abdoer Rahem, Asembagus dan Besuki.
Hal tersebut disampaikan oleh pria yang akrab disapa Bung Karna ini dalam acara Peresmian Fasilitas Kesehatan Baru RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo, Acara tersebut berlangsung di halaman rumah sakit, Senin (28/11/2022).
"Untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, saya mengapresiasi langkah-langkah RSUD dr Abdoer Rahem.Dan Dia berharap tahun depan, rumah sakit ini bisa naik kelas, dari kelas C menjadi kelas B," ucapnya.
Menurutnya RSUD di daerah tetangga sudah berstatus kelas B semua. "Cuma di Situbondo yang masih C. Mudah-mudahan tahun 2023 bisa naik menjadi kelas B," tegasnya.
Hal serupa, kata pria asal Desa Curah Tatal, Kecamatan Arjasa ini juga saya minta dua rumah sakit plat merah lainnya. Yakni RSUD Asembagus dan Besuki. "Saya berharap dua rumah sakit yang lain bisa naik kelas juga. Dari kelas D menjadi C, ini diupayakan ya. Artinya kriteria-kriteria yang kurang segera dicukupi," bebernya.
Orang nomor satu di Kota Santri ini mengungkapkan, kenaikan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kota Santri Pancasila. "Sehingga rumah sakit kita ini bisa menjadi kebanggaan warga Situbondo," tambahnya.
Di dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, saya mengapresiasi langkah-langkah RSUD dr Abdoer Rahem ini. Saya berharap tahun depan (2023 -red) rumah sakit ini bisa naik kelas, dari kelas C menjadi kelas B," ucap bupati.
Sementara itu, Direktur RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo, dr Roekmy Prabarini Ario, menjelaskan pihaknya kini fokus untuk penambahan bad (tempat tidur pasien) dan pelayanan bank darah rumah sakit (BDRS) untuk menaikkan kelas rumah sakit yang ia pimpin.
Selain itu, pelayanan yang pertama adalah bandara rumah sakit, jadi kalau dulu kita darah itu dari PMI langsung kita berikan kepada masyarakat, kalau sekarang ini karena merupakan persyaratan untuk naik ke tipe B harus punya PDRS, maka kita hanya mendapatkan darah dari PMI sampai ke pada seleksi HIV dan Hepatitis, itu selanjutnya kita melakukan crosmit sendiri di rumah sakit kemudian baru diberikan kepada pasien, kata dr. Rukmi.
Kedua pelayanan ESWL atau Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) adalah tindakan pemecahan batu ginjal dengan gelombang kejut tanpa luka operasi. Extracorporeal berarti "di luar tubuh", dalam hal ini, mengacu pada sumber gelombang kejut. " Metode ini tidak memerlukan pembedahan. Prosedur ini memakai mesin berteknologi tinggi. yaitu operasi batu batu yang kurang dari 2 cm, " katanya.
Kemudian yang ketiga rumah sakit ramah anak dan ramah disabilitas, jadi tujuannya agar anak anak yang datang ke rumah sakit terkurangi traumanya pada saat dia dipasangi infus dan sebagainya, ujar dr. Rukmi
Kemudian ramah disabilitas kami sudah bekerjasama dengan BBDES," Insya Allah akan berusaha untuk pelatihan bahasa isyarat dan misalnya kami kesulitan untuk hal tersebut kita bisa mendatangkan petugas dari BBDES, "ujarnya.
Pelayanan RSUD Abdoerrahem diupayakan untuk ramah disabilitas, kemudian untuk kebutuhan masyarakat yaitu mobil baru dari RSAR akan dipakai untuk transportasi pasien pasien imudialisa atau cuci darah, imbuh dr. Rukmi
Sebelum peresmian kita sudah meluncurkan layanan beracara, semoga ini bisa segera lebih banyak membantu masyarakat Kabupaten Situbondo, harap dr. Rukmi.
" Ini adalah merupakan salah satu syarat rumah sakit tipe B. Insya Allah ini persyaratan terakhir sesuai dengan Permenkes yang terbaru itu hanya berdasarkan bad dan sarana dan pra-sarana yang ada," ujarnya. (Syam).
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Syamsuri |
| Editor | : Bahrullah |
Komentar & Reaksi