TULUNGAGUNG - Asosiasi Mahasiswa Tulungagung Indonesia (AMTI) menilai Polres tulungagung tak serius menangani kasus ilegal mining di Tulungagung.
AMTI menilai, sudah hampir 2 bulan pasca aksi di depan Mapolres Tulungagung belum ada tindakan yang serius.
"Sampai hari ini penambangan masih terus berjalan bahkan truk dengan muatan pasir masih suka lalu lalang di jalan-jalan desa hingga jalan rusak parah," ucap Ketua Umum AMTI, Akbar.
"Saya tidak hanya berbicara kerusakan lingkungan tapi juga berbicara tentang banyaknya jalan rusak yang diakibatkan oleh truk dengan muatan melebihi kapasitas muatan," lanjutnya.
Selain itu, Akbar menduga susahnya penyelesaian kasus ilegal mining di Tulungagung lantaran adanya baking dibalik itu semua.
"Saya menduga ada pihak pihak tertentu yang menjadi Keamanan di antar penambang sehingga kasus ini tak lekas selesai," tuturnya.
Dikatakannya, jika sampai akhir bulan September tidak juga selesai, AMTI lanjut Akbar, akan menempuh 3 langkah untuk menyelesaikan kasus tersebut.
"Pertama kami akan melaporkan kasus ini ke KPK RI dan Bareskrim Mabes polri, kedua kami akan menggugat lembaga pengelola seperti BBWS, PJT, DLH dan semua pihak yang bertanggung jawab dan yang pamungkas adalah pengerahan masa untuk aksi kembali," tutupnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Gito Wahyudi |
| Editor | : |
Komentar & Reaksi