SUMENEP - Dalam rangka hari tani Nasional yang jatung pada tanggal 24 September 2020. Dua Organisasi kemahasiswaan menggelar aksi membela petani. Dua organisasi mahasiswa mengatasnamakan Front Aksi Mahasiswa Sumenep dan Aliansi Rakyat Bergerak.
Dua Aliansi mahasiswa tersebut dalam orasinya menyampaikan bahwa saat ini petani mengalami kerugian besar, pasalnya dimusim panin tembakau tahun ini harganya sangat murah, sehingga banyak petani mengalami kerugian besar.
"Kami ingin menyampaikan kepada wakil rakyat yang duduk di Gedung DPRD Sumenep untuk ikut memikirkan nasib rakyat, tentu ini semua dengan regulasi yang dilakukan oleh pemerintah," teriak Korlap Aksi Moh. Faiq. Kamis, 24 September 2020.
Menurut Faiq dalam orasinya menyampaikan, musim panin tembakau saat ini rakyat jadi korban, lantaran pemerintah selingkuh dengan pengusaha. Pemerintah, dalam hal ini DPRD Sumenep untuk segara membuat regulasi yang jelas, sehingga rakyat tidak hanya diberikan harapan palsu, saat musim panin harga tembakau tidak jelas.
"Kami minta agar regulasi yang mengatur tataniaga jelas, serta ada patokan harga, agar petani tidak selalu merugi," terangnya.
Faiq menambahkan, hampir setiap tahun, saat musim panin tembakau petani selalu merugi, lantaran regulasi yang mengatur patokan harga tidak jelas. Bayangkan saat ini harga tembakau di petani hanya berkisar 20 - 30 ribu perkilogram. Dengan harga sangat murah tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan petani.
"Pemerintah harus tegas, dan pro terhadap rakyat, artinya pemerintah harus membuat aturan jelas tentang patokan harga," pintanya.
Sebagai bentuk kekecewaan massa aksi karena tidak ditemui DPRD Sumenep, para peserta aksi terlentang di depan Gedung DPRD Sumenep sampai di tengah Jalan Tronojoya. Setelah aksi terlentang massa aksi membubarkan diri dengan tertib.
Reporter : M. Mahdi
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Imam Hairon |
| Editor | : |
Komentar & Reaksi