SUARA INDONESIA

Kunker ke Lamongan, Kepala BNPT Bicara Kesejahteraan Eks Napi Teroris Melalui Pemberdayaan Ekonomi

M Nur Ali Zulfikar - 21 October 2020 | 19:10 - Dibaca 1.45k kali
Peristiwa Daerah Kunker ke Lamongan, Kepala BNPT Bicara Kesejahteraan Eks Napi Teroris Melalui Pemberdayaan Ekonomi
Kepala BNPT Boy Rafli Amar didampingi Bupati Fadeli dan Ali Fauzi saat jumpa pers

LAMONGAN - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar melaksanakan kunjungan kerja (kunker) ke Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Rabu (21/10/2020), sore.

Dihadapan puluhan eks napi terorisme, mantan Kadiv Humas Mabes Polri ini berbicara terkait upaya penanggulangan terorisme di Indonesia. Salah satunya melalui program kesejahteraan melalui pemberdayaan ekonomi.

"Program program yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan anggota yang tergabung dalam Yayasan Lingkar Perdamaian, khususnya dalam bidang ekonomi. Seperti pengembangan sektor pertanian, peternakan, perdagangan dan sektor lain yang sesuai dengan skill masing-masing," ujar Kapolda Papua 2017 - 2018 ini.

Kapolda Banten 2014 -2016 ini mengatakan, ada sekitar 25 yayasan serupa yang menjadi binaan dari BNPT di seluruh wilayah Republik Indonesia. Dia juga mengungkap ada ribuan eks napi teroris yang juga menjadi binaan. 

"Tentunya dari jumlah tersebut cara pembinaan dan pemberdayaannya berbeda-beda. Menyesuaikan dengan potensi wilayah dan skill masing- masing. Ada yang dalam bidang pertanian, peternakan, perdagangan dan lainnya," kata Alumnus Akademi Kepolisian 1988 ini. 

Sementara Direktur Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) Kabupaten Lamongan, Ali Fauzi Manzi mengungkapkan, di Desa Tenggulun ini dulunya adalah sarang atau menjadi tempat radikalisasi dan terorisme.

"Namun berkat kerja keras dari pemerintah, BNPT dan pemerintah daerah, akhirnya tempat ini berubah menjadi tempat deradikalisasi. Buktinya bulan ini saja puluhan eks napi terorisme ikut bergabung," ungkap mahasiswa program Doktor di Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang ini. 

Pria yang akrab disapa Manzi ini juga mnegaskan, tidak ada Islam marah, yang ada adalah Islam ramah. "Tidak ada orang baik yang tidak pernah berbuat kesalahan," ujar pria yang dulu ahli merakit bom dalam organisasi teroris Jamaah Islamiyah. 

Manzi menambahkan, proses penanaman kebencian kepada pemerintah kepada dan aparat dulu diajarkan dan di doktrin kan dalam program radikalisasi gerakan terorisme.

"Sementara saat ini sebaliknya, kami menggerakkan deradikalisasi. Dimana kami mengkampanyekan, serta mengajarkan cinta pemerintah, cinta TNI Polri, selalu mengedepankan sikap toleransi dan merawat perdamaian. Mari kita merubah pemikiran kita yang dulu radikal, menjadi toleran dan terbuka," pungkasnya

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : M Nur Ali Zulfikar
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya