SUARA INDONESIA

Disbudpar Banyuwangi Panggil Perdunu, Minta Klarifikasi Soal Festival Santet

Muhammad Nurul Yaqin - 08 February 2021 | 20:02 - Dibaca 1.08k kali
Peristiwa Daerah Disbudpar Banyuwangi Panggil Perdunu, Minta Klarifikasi Soal Festival Santet
Pertemuan yang berlangsung di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Senin (8/2/2021).

BANYUWANGI- Berdirinya Perdunu (persatuan dukun nusantara) yang baru dideklarasikan pada Rabu (3/2/2021) kemarin di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, mengundang polemik.

Pemerintah daerah pun dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, pada Senin (8/2/2021) memanggil Perdunu untuk mengklarifikasi program Festival Santet yang bakal digelar oleh pihak persatuan dukun tersebut.

Pada pertemuan yang berlangsung di Disbudpar setempat, turut hadir Kepala Disbudpar Banyuwangi M Yanuarto Bramuda, Kepala Kesbangpol Aziz Hamidi, Ketua MUI Banyuwangi KH M Yamin, pihak Perdunu, serta perwakilan sejumlah ormas.

Dalam kesempatan tersebut Bramuda menyampaikan bahwa sebenarnya tujuan berdirinya Perdunu baik dan program yang juga direncanakan. Karena ingin meluruskan hal-hal yang positif dan menjadi edukasi di masyarakat.

Namun, kata dia, istilah Festival Santet yang direncanakan akan digelar memberikan respon negatif di masyarakat. Pihaknya juga sudah memberikan pemahaman bagaimana dampak festival tersebut terhadap image Banyuwangi kedepan.

"Nanti teman-teman Perdunu yang kemarin mendeklarasikan akan melakukan rapat internal kembali untuk mengevaluasi masukan-masukan yang digagas oleh berbagai pihak. Bagaimana cara berorganisasi, bagaimana cara melakukan kegiatan festival, termasuk bagaimana menelaah tentang kaidah-kaidah makna dukun yang menjadi khazanah "tindak baik" yang disematkan ke dalam organisasi," ucap Bram usai pertemuan.

Sementara Ketua Umum Perdunu, Gus Abdul Fatah Hasan menerangkan jika kehadiran Perdunu untuk meluruskan stigma negatif masyarakat terhadap praktik perdukunan. Karena pihaknya prihatin, sebab tidak sedikit aktivitas dari perdukunan berpotensi terjadinya penipuan.

"Kalau kita lihat di masyarakat bahwa banyak sekali cerita orang yang terkena tipu dari aktivitas perdukunan. Ini alasan kami mendirikan organisasi ini, harapan kami bisa memberikan edukasi kepada masyarakat, memberikan wadah kepada para praktisi dalam dunia dukun dan perdukunan," katanya.

Sebenarnya, kata dia, makna dukun dan perdukunan tidak semua bermakna negatif. Karena ada dukun bayi, ada dukun pijat, ada dukun jampi dan seterusnya. Itu semua masuk dalam dunia perdukunan.

"Kalau kita berbicara dukun, berarti pengobatan tradisional seperti hipnoterapi, ini juga masuk pada segmentasi ini. Kemudian teman-temen yang mulai berinteraksi dengan banyak aliran yang paling banyak adalah muslim. Kita juga mengadakan aktivitas rutinan pengajian, dzikir dan seterusnya. Ini mampu memberikan literasi kepada mereka," ungkapnya.

Namun, dirinya memahami apa yang diinginkan pemerintah daerah. Pihaknya pun mengapresiasi dan merembukkan kembali baik nama dan program-program yang sudah diusung Perdunu.

"Kami apresiasi terkait dengan usulan yang disampaikan pemerintah daerah, kami akan melakukan rapat internal. Nanti satu dua hari kedepan kita akan menyampaikan dari hasil rapat itu," janjinya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV