SUARA INDONESIA

Inilah Pengakuan Warga Desa Wadas Purworejo Pro Tambang Quarry

Widiarto - 25 April 2021 | 21:04 - Dibaca 3.24k kali
Peristiwa Daerah Inilah Pengakuan Warga Desa Wadas Purworejo Pro Tambang Quarry
Situasi Desa Wadas yang kondusif pasca bentrok Jumat (23/4/2021) lalum

PURWOREJO - Masyarakat Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah utamanya warga yang setuju tanahnya dimanfaatkan sebagai tambang quarry untuk kebutuhan material pembangunan Bendungan Bener merasa tidak nyaman dan gerah serta resah dengan keberadaan LBH serta organisasi yang mengatasnamakan Gempadewa ada di Desa Wadas.

Warga mengaku berbagai bentuk intimidasi, ancaman serta provokasi membuat warga pro tambang menjadi ketakutan dan resah. Mereka menjadi tidak leluasa untuk melakukan aktifitasnya lantaran selalu dijaga serta diamati oleh Gempadewa.

"Saya setuju saja tanah saya ditambang, karena sudah menjadi program negara, dan warga yang setuju juga banyak," kata Panut warga Desa Wadas saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (25/4/2021).

Diungkapkan, dirinya mengalami keresahan lantaran pernah diancam sampai akan dibunuh.

"Pernah diancam pati juga sama saudara sendiri, tapi saya tidak takut karena hanya mengancam saja, dengan bilang hilang saudara satu gapapa, padahal itu adik kandung saya sendiri," ungkapnya.

Diakui, warga yang setuju ditambang untuk diambil materialnya untuk pembangunan bendungan Bener, karena sudah menjadi program negara atau pemerintah.

"Wah pokoknya gawat kalau ada Gempadewa di desa ini, kemarin aja sampai jalan semua ditutup, tapi saya tenang aja karena yakin tidak ada masalah dengan mereka dan saya hanya menuruti saja apa yang jadi program negara atau pemerintah," ujarnya.

Tak hanya Panut, sejumlah warga lain juga mengaku resah bahkan telah mengadukan keresahan itu kepada Polres Purworejo, tepatnya pada Jumat malam (23/4)2021) lalu.

“Saya petani biasa, pernah mendapat ancaman dari tetangga lingkungan. Katanya saya disuruh pindah alias diusir dari Desa Wadas,” ujar Wagimin warga Desa Wadas

Menurut Wagimin, pihaknya mendapat perlakuan demikian, karena setuju dengan penambangan quarry di desa mereka.

“Saya setuju sejak tahun 2013, saat sosialisasi awal. Saat itu ada 30 warga sudah mengisi formulir tanda setuju dengan penambangan quarry,” katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Wadas, Fahri, saat di konfirmasi melalui pesan singkat Watshapp mengaku saat ini kondisi Desa Wadas pasca bentrok yang terjadi Jumat lalu, sudah kembali normal dan kondusif.

"Saat ini sudah  kondisi Desa Wadas aman" pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Widiarto
Editor : Nanang Habibi

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya