SUARA INDONESIA

Dinkes Trengggalek Dapat Jatah 28 M, Alokasi Terbesar Pada RS Darurat dan Ascov

Rudi Yuni - 26 May 2021 | 11:05 - Dibaca 372 kali
Peristiwa Daerah Dinkes Trengggalek Dapat Jatah 28 M, Alokasi Terbesar Pada RS Darurat dan Ascov
Kadinkes Trengggalek saat dikonfirmasi di Gedung DPRD Trenggalek, Rabu (26/5/2021).

TRENGGALEK - Gugus depan penanganan Covid-19 yakni Dinas Kesehatan Trenggalek mendapatkan jatah sebesar Rp 28 milyar dari refocusing APBD tahun 2021. 

Dari total anggaran tersebut, paling besar kebutuhan ada pada operasional rumah sakit darurat dan asrama covid. Namun hal itu masih bisa disesuaikan tergantung dari jumlah pasien.

Hal itu disampaikan dr. Saeroni selaku Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana usai mengikuti rapat bersama Komisi IV bertempat di gedung DPRD Trenggalek.

Disampaikannya, hasil akhir dari pengajuan kebutuhan anggaran untuk upaya penanganan Covid-19 dari hasil refocusing APBD Dinas Kesehatan mendapatkan anggaran Rp 28 milyar.

Kebutuhan anggaran tersebut seperti untuk pembiayaan operasional yang ada di RS darurat, asrama Covid-19, insentif vaksinator dan penanganan lain. 

"Namun yang paling besar menyerap anggaran ada pada operasional RS darurat dan asrama Covid-19, karena itu juga tergantung dari jumlah pasien yang masuk," tutur Saeroni, Rabu (26/5/2021). 

Saeroni juga menuturkan, untuk penggunaan atau serapan anggaran saat ini masih dalam proses untuk pelaksanaan, karena refocusing sendiri juga baru saja di sahkan. 

Selain beberapa kebutuhan anggaran yang telah dijelu, ada juga kebutuhan anggaran untuk pembelanjaan APD, pembelian antigen, insentif tenaga vaksinator dan lainnya. 

Sedangkan untuk saat ini dalam proses persiapan memasukkan paket pada sirup, selanjutnya di umumkan dan di lelang, jadi saat ini masih belum ada serapan.

"Meskipun belum bisa menggunakan anggaran refocusing di tahun ini, pelaksanaan kegiatan masih bisa dilakukan dengan anggaran yang telah direncanakan tahun 2020 kemarin," jelasnya.

Ditambahkan Saeroni, jadi Dinas Kesehatan sebelumnya sudah melakukan perencanaan untuk kebutuhan anggaran sebagai kegiatan di tahun 2021. Hanya saja ada kekurangan anggaran, karena adanya prediksi penurunan kasus Covid-19 untuk awal tahun namun kenyataannya masih tinggi di Januari.

"Dengan kekurangan anggaran dalam perencanaan sebelumnya, maka perlu adanya refocusing untuk kebutuhan anggaran penanganan Covid-19 di tahun ini," pungkasnya.
 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Rudi Yuni
Editor : Nanang Habibi

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya