SUARA INDONESIA

Warga Ngawi Apresiasi Dinsos Ngawi Terkait TKSK

Ari Hermawan - 28 June 2021 | 20:06 - Dibaca 1.39k kali
Peristiwa Daerah Warga Ngawi Apresiasi Dinsos Ngawi Terkait TKSK
Nurul, petugas TKSK saat membawa pasien ODGJ ke RS Soeroto Ngawi, Senin (28/6/2021). Foto: Ari Hermawan/ suaraindonesia.co.id

NGAWI - Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) adalah seseorang yang diberi tugas, fungsi dan kewenangan oleh kementerian sosial untuk melaksanakan dan membantu penyelengggaraan kegiatan sosial di wilayah penugasan di kecamatan.

Kehadiran TKSK sudah ada sejak tahun 2013. Namun, keberadaannya semakin dirasakan hingga saat ini oleh masyarakat setelah petugas TKSK juga melaksanakan tugasnya dalam penanganan orang dengan gangguna jiwa (ODGJ).

Suparni (46) warga Paron mengungkapkan, saudaranya yang sudah puluhan tahun mengidap sakit gangguan jiwa pihaknya kini merasa terbantu.

Suparni mengaku, saudaranya yang kini dirawat di rumah sakit jiwa sudah tidak mudah mengamuk bahkan sudah bisa diajak bicara.

"Paman saya ini mengalami gangguan jiwa semenjak pulang dari rantauan di Sumatera, sejak itu dia menjadi pengangguran dan akhirnya suka jalan sendiri sambil cari putung rokok. Bahkan tak jarang dia mengamuk jika di sapa oleh orang lewat," cerita Suparni kepada awak media, Senin (28/6/2021).

"Keluarga kami terbantu, setelah ada petugas dari Dinas Sosial Ngawi datang kerumah minta ijin untuk membawa paman saya ke rumah sakit jiwa, dan sebulan di sana setelah pihak keluarga menjenguk paman saya sudah sembuh, sudah bisa diajak bicara, karena sebelumnya saat sakit suka ngomong sendiri," ungkapnya.

Lain cerita yang dialami keluarga Widodo asal Jogorogo, salah satu keluarganya yang pernah mengidap sakit gangguan jiwa, kini sudah bisa beraktivitas membantu jualan di warung milik keluarganya.

"Hampir 3 tahun, adik saya sakit gangguan jiwa. Tidak pernah mau mandi dan sukanya tidur di teras rumah. Kemudian ada dari petugas sosial datang adik saya dijemput dibawa ke rumah sakit, 6 bulan di sana sudah sembuh, cuman hingga sekarang masih minum obat dari resep dokter," ujar Widodo.

Sementara, Nurul petugas TKSK kepada awak media mengatakan, bahwa selama ini dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Babinsa dan Babinkamtibmas serta perangkat desa.

"Tentu saya tidak sendiri saat mengevakuasi odgj, dibantu oleh pihak koramil dan kepolisian serta pamong desa. Kesulitan yang kami hadapi ya saat yang kita evakuasi terkadang mengamuk, tak sedikit yang melawan dengan menggunakan batu kadang juga pisau/sabit," terang Nurul.

Lebih lanjut Nurul menceritakan, selain odgj tersebut mengamuk saat dievakuasi, pihaknya mengaku kesulitan transportasi saat melakukan evakuasi di pelosok desa dan dalam kondisi malam. Tak hanya itu, Nurul juga menyayangkan tak sedikit odgj yang sembuh, saat kembali di tengah masyarakat odgj tersebut kembali mengidap sakit jiwa/kambuh.

"Jadi kesulitan kami banyak yang dihadapi, mulai transportasi saat mengevakuasi. Terlebih lokasinya dipelosok desa dan bisa evakuasi saat di malam hari. Selain itu, juga tak sedikit odgj yang kami lakukan pengobatan ketika sembuh dan kembali ke masyarakat, odgj tersebut kembali kambuh," katanya.

Tri Pujo Handono Kepala Dinas Sosial Kabupaten Ngawi saat dikonfirmasi di kantornya mengatakan, kendala TKSK di lapangan akan menjadi catatan, namun pihaknya menyebut masalah edukasi kepada pihak keluarga yang mengalami sakit jiwa harus menjadi prioritas utama.

"Jadi sebetulnya edukasi kepada pihak keluarga ini lebih penting, sehingga jika anggota keluarganya yang sembuh dari sakit jiwa, peran keluarga ini sangat diperlukan. Sehingga diharapkan ketika keluar dari rumah sakit, dan sudah dinyatakan sembuh, penderita ini harus masih diawasi dan diberi bekal, pekerjaan misalnya. Jika dibiarkan, ya tentu potensi kembali kambuh pasti bisa saja kembali terjadi," jelas Tri Pujo Handono.

"Kalau transportasi saya kira tidak begitu menjadi kendala, sebab desa sekarang sudah banyak mobil siaga desa," tambahnya.

"TKSK ini langsung dibawah kementerian sosial, kami di dinsos tetap melakukan pembinaan dan masukan serta berkontribusi kepada TKSK bilamana terjadi kendala yang dihadapi, tentu harapan kami hadirnya TKSK ini sangat dirasakan oleh masyarakat Ngawi, dan Ngawi terbebas dari odgj," pungkas Tri Pujo Handono yang di kenal sigap dalam menyelesaikan permasalahan sosial di Kabupaten Ngawi.

Data yang diterima awak media dari TKSK Dinsos Ngawi, tahun 2020 terdapat 27 pasien odgj yang dievakuasi dan dirujuk di rumah sakit, sedangkan tahun 2021 ada 19 pasien odgj.

Hingga saat ini dari tahun 2020 hingga 2021 dari total pasien odgj sebanyak 46, tinggal 19 yang masih dilakukan penyembuhan di rumah sakit Soeroto Ngawi.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Ari Hermawan
Editor : Nanang Habibi

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya