SUARA INDONESIA

Solar Langka, Nelayan di Tuban Padati SPBU Hingga Gagal Melaut

M. Efendi - 06 August 2021 | 10:08 - Dibaca 1.74k kali
Peristiwa Daerah Solar Langka, Nelayan di Tuban Padati SPBU Hingga Gagal Melaut
Terlihat antrean nelayan mengisi BBM jenis solar di SPBN AKR, Desa Kenanti, Kecamatan Tambakboyo. (Achmad Junaidi/suaraindonesia.co.id)

TUBAN – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) membuat nelayan di Kabupaten Tuban terpaksa mengurungkan niatnya melaut. Seperti yang terjadi di Kecamatan Tambakboyo ini.

Masyarakat pesisir laut utara itu mayoritas menggantungkan hidup dengan mencari ikan di laut.

Mereka memilih menyandarkan kapalnya di tepi pantai dan mondar-mandir mendatangi sejumlah SPBU, demi mendapatkan bahan bakar solar yang menjadi penggerak mesin kapal mereka.

Ketua Rukun Nelayan (RN) Desa Tambakboyo, Musa Himantoro mengatakan, kelangkaan bahan bakar solar sudah terjadi sejak dua hari lalu. Dirinya bersama rekan sesama nelayan sudah berkeliling di sejumlah SPBU dari mulai Kecamatan Jenu, Kecamatan Tambakboyo, hingga di Kecamatan Bancar, namun tidak membuahkan hasil.

"Iya, di beberapa pom bensin yang kita datangi semuanya kosong tidak ada solar. Kita juga masih menunggu informasi dari teman-teman nelayan di Kecamatan Tuban dan Palang," ujar Musa kepada suaraindonesia.co.id, Kamis (5/8/2021).

Kang Mus - sapaan akrabnya- menyebut, kelangkaan solar baru pertama kali terjadi di Kabupaten Tuban.

Tidak hanya terjadi di SPBU milik Pertamina, namun kekosongan stok solar ini juga terjadi di pom bensin milik PT AKR Corporindo.

"Biasanya kalau SPBU habis, teman-teman larinya ke SPBN AKR. Tapi sejak kemarin semua pom tidak ada solar. Jika sampai besok masih kosong, ya para nelayan tidak bisa melaut," terangnya.

Di Kecamatan Tambakboyo sendiri terdapat 7 ribu dari sekitar 20 ribu nelayan se Kabupaten Tuban.

Kendati begitu, program pemerintah terkait pembuatan SPBN atau SPBU khusus nelayan yang selama ini sangat dinanti masyarakat tak kunjung tiba.

Pria yang juga sebagai Ketua DPD Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Tuban ini mengaku, mayoritas nelayan Tuban menggunakan kapal dengan kapasitas mesin di bawah 10 gross ton (GT). Sedangkan kebutuhan bahan bakar hanya 5 sampai 10 liter per hari.

"Program SPBN itu kan skala nasional. Kalau ada pom khusus untuk nelayan di Tuban, pasti kami senang sekali. Apalagi sekarang aturan pom sendiri melarang penggunaan jurigen atau drum untuk pengisian BBM," harapnya.

Dikonfirmasi terpisah, Section Head Communication Pertamina MOR V, Ahad Rehadi menyampaikan, bahwa adanya informasi stok BBM jenis solar di Kabupaten Tuban yang dikeluhkan masyarakat nelayan itu, dirinya akan segera mengirimkan tim untuk dilakukan pengecekan terlebih dahulu. 

"Besok pagi saya coba cek ke tim lapangan," tegasnya. 

Pantauan suaraindonesia.co.id di lapangan, stok BBM di SPBU Kecamatan Palang mengalami pengurangan pengiriman BBM jenis solar dari Pertamina sebesar 50 persen. Kemudian di SPBU Kradenan, Kecamatan Palang, stok BBM jenis Solar masih ada pengiriman sebesar 8 ribu liter per hari dari Pertamina. 

Sedangkan pengecekan ketersediaan solar di SPBU Manunggal, Kecamatan Tuban juga habis. Namun, masih akan ada pengirinan BBM Solar dari Pertamina sebesar 8 ribu liter per dua hari. (jun/amj). 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : M. Efendi
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya