SUARA INDONESIA

Kayuh Puluhan Kilometer, Kakek 83 Tahun di Banyuwangi Masih Semangat Jualan Gedek

Muhammad Nurul Yaqin - 17 September 2021 | 13:09 - Dibaca 3.19k kali
Peristiwa Daerah Kayuh Puluhan Kilometer, Kakek 83 Tahun di Banyuwangi Masih Semangat Jualan Gedek
Jumali (83) mendorong sepeda ontel dan dagangan gedek nya di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Penganjuran, Kecamatan Giri. (Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

BANYUWANGI- Meski di usianya yang tidak muda lagi, Jumali (83) masih semangat bekerja jualan gedek keliling.

Warga Dusun Krajan, Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat ini tak kenal lelah kayuh puluhan kilometer setiap hari untuk menawarkan gedek ke warga.

Jumali memilih tak mau menganggur meski usianya sudah senja, karena harus berjuang mencukupi kebutuhan istri dan cucunya dengan terus bekerja setiap hari.

Saat itu jurnalis suaraindonesia.co.id tak sengaja berpapasan dengan kakek ini di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Penganjuran, Kecamatan Giri.

Jumali dengan sekuat tenaga mendorong sepeda ontel dan barang dagangannya yang masih belum laku.

"Tidak capek mbah," tanya media ini kepada Kakek Jumali saat istirahat di tepi jalan beberapa hari lalu.

"Tidak dek, sudah terbiasa," jawabnya singkat sembari tertawa.

Jumali bercerita jika sudah 60 tahun menggeluti usaha jualan gedek keliling. Ia memulai pekerjaan ini sejak usia 23 tahun.

"Awal jualan itu saya mikul selama 15 tahun, sekarang sudah terbantu adanya sepeda ontel ini," curhatnya.

Jumali menyampaikan jika mengawali aktivitas rutinnya itu mulai pukul 07.00 WIB. Ia berangkat dari rumah mengelilingi tempat yang ramai penduduk.

"Saya keliling jauh-jauh, ke daerah Jajag, sampai ke daerah kota juga," ungkapnya.

Dia mengaku jualan gedek sekarang ini sangatlah sulit. Bahkan sering sekali dagangannya tidak terjual satupun.

"Sekarang sulit jualan gedek, peminatnya sedikit. Meskipun tidak laku, jam 1 siang sudah pulang," katanya.

Saat ditanya untuk beralih ke profesi lainnya, Jumali mengatakan saat ini juga sulit mencari pekerjaan di usianya yang sudah tua. Sehingga terpaksa tetap istikamah dengan jualan gedek.

"Bagaimana ya tidak ada pekerjaan lagi," tukas dia.

Biasanya dia menjual setiap gedek dengan harga Rp 75 ribu rupiah saja. Bahkan saking peminatnya sedikit harga Rp 60 ribu sudah dilepas ke pembeli.

"Tipis hasilnya, saya kasih Rp 60 ribu kadang, dengan penghasilan Rp 20-30 ribu setiap gedek nya, karena saya bagi hasil sama yang buat, disini saya menjualkan," katanya.

Meski begitu, dirinya tetap bersyukur dengan hasil keringatnya sendiri.

"Alhamdulilah masih cukup, saya juga tidak mengeluh," tandasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Nanang Habibi

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV