SUARA INDONESIA

Mengenal Seruni, Jamu Kekinian yang Digemari Hingga Luar Jember

Wildan Mukhlishah Sy - 12 October 2021 | 15:10 - Dibaca 4.23k kali
Peristiwa Daerah Mengenal Seruni, Jamu Kekinian yang Digemari Hingga Luar Jember
Seruni, minuman herbal tanpa ampas dari Jamune Buk Woels yang diminati masyarakat hingga luar Jember. (Foto: Wildan/suaraindonesia.co.id)

JEMBER- Bagi anda pecinta jamu, belum lengkap rasanya jika tidak mencoba Seruni (Serai Jeruk Nipis), salah satu varian minuman herbal yang diproduksi oleh Jamune Buk Woels, dengan bahan alami berupa serai, jeruk lemon atau jeruk nipis dan gula pasir.

Tak hanya rasanya yang segar dan nikmat, Seruni juga mengandung antioksidan yang tinggi sehingga memberikan segudang manfaat. Seperti, menyehatkan saluran cerna, menyehatkan kulit dan menstabilkan tekanan darah.

Owner Jamune Buk Woels Nawang Wulan Kusuma Wardani menjelaskan, ramuan Seruni bermula saat salah seorang temannya di daerah Situbondo meminta bantuan untuk dibuatkan racikan serai. Kemudian Wulan mencari tahu, dan mendapati informasi bahwa seruni merupakan minuman herbal khas Yogyakarta.

Untuk itu, Wulan segera menggali informasi kepada rekan-rekannya yang berada di Yogyakarta. Menurutnya sebelum menjadi varian terbaik di Jamune Buk Woels, proses pembuatan Seruni banyak dilakukan uji coba resep atau trial and eror.

“Akhirnya dapat resepnya, tapi tidak langsung jadi gitu. Berkali-kali mencoba resep dengan takaran berbeda-beda di setiap racikannya, sampai dapat resep yang pas. Dan akhirnya sekarang jadi yang paling favorit di kalangan pembeli,” jelasnya.

Dalam satu hari, dirinya bisa memproduksi lima liter minuman Seruni yang dikemas untuk 20 botol kecil atau 3 botol besar. Menurut Wulan, peminat varian favorit ini bervariasi, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

“Yang suka itu bukan hanya orang dewasa tapi juga anak kecil, karena rasanya memang segar ya,” katanya.

Yang membuat produk ini semakin menarik adalah, terdapat kata-kata motivasi yang siap untuk membuat anda kembali berpikir positif dan semangat untuk menggapai cita-cita.

Meski demikian, Wulan menambahkan akhir-akhir ini serai dan jeruk nipis sulit untuk didapatkan dan harganya juga relatif meningkat. Jika sebelumnya jeruk dipatok dengan harga Rp 12 ribu, saat ini menjadi Rp 16 ribu, sehingga keuntungan yang didaptkannya menurun.

“Harga bahan naik tapi harga produk Seruni tidak kita naikkan, kalau keuntungan pastinya mengalami penurunan,” imbuhnya.

Dengan banyaknya peminat dari Seruni si jamu tanpa ampas ini, mulai terkenal dan diminati hingga ke luar Jember. Bahkan, telah bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Malang dalam pemanfaatan bahan-bahan yang mudah untuk dijadikan minuman peningkat imunitas tubuh.

Dirinya berharap kedepan akan ada kolaborasi dengan komunitas, instansi atau pemerintah untuk memperluas target pemasaran dan pengenalan produk Seruni tersebut.

“Saat ini memang pembelinya itu berkurang, tidak sebanyak waktu pandemi. Semoga nanti bisa bekerjasama dengan komunitas, instansi atau pemerintah agar target pemasarannya lebih luas,” tandasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Wildan Mukhlishah Sy
Editor : Nanang Habibi

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya