SUARA INDONESIA

Gelar Pelatihan Barista, Gus Misbach: Pesantren Tak Hanya Hadir Dalam Urusan Agama

Wildan Mukhlishah Sy - 20 October 2021 | 16:10 - Dibaca 1.72k kali
Peristiwa Daerah Gelar Pelatihan Barista, Gus Misbach: Pesantren Tak Hanya Hadir Dalam Urusan Agama
Pelatihan Barista PP. Al-Hasan di Jember Coffe Center, Rabu (20/10/2021). (Foto: Wildan/suaraindonesia.co.id)

JEMBER- Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hasan Mischbahul Khoiri mengungkapkan, bahwa pondok pesantren tidak hanya hadir di tengah masyarakat dalam persoalaan keagamaan, namun juga dapat membaur di bidang sosial dan kewirausahaan.

Hal tersebut disampaikan dalam acara pelatihan barista Pondok Pesantren Al-Hasan yang digelar di Jember Coffe Center, Desa Suci, Kecamatan Panti dengan diikuti oleh masyarakat umum dan sejumlah pedagang kopi keliling, Rabu (20/10/2021).

“Umumnya pesantren pasti mengurusi tentang agama, lembaga formal kita sudah ada. Sementara untuk kewirausahaan, kita memulai dengan adanya pelatihan ini,” ungkapnya.

Dirinya menjelaskan, selain bertujuan untuk menanamkan kebiasaan kepada masyarakat dan penjual kopi agar meminum dan mencitai kopi khas Jember.

Kegiatan tersebut, juga dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional 2021, yang jatuh pada 22 Oktober mendatang. 

“Pelatihan barista ini, untuk bagaimana warung-warung, penjual kopi keliling dan masyrakat itu membiasakan diri meminum kopi asli Jember,” jelasnya.

Menurut Gus Misbach, dengan banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi kopi asli Jember dapat mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Selain itu, mampu menjadikan Kabupaten Jember sebagai pusat kopi Robusta terbaik, seperti yang telah dideklarasikan oleh Bupati Jember Hendy Siswanto.

“Ini juga untuk masyarakat sekitar, kebanyakan alumni dan mereka adalah petani kopi. Sehingga ketika orang tuanya menjadi petani kopi, anaknya juga mengerti cara mengolah kopi dengan baik,” lanjutnya.

Sementara itu, salah seorang peserta pelatihan Ratira Wadya mengaku meski baru pertama mengikuti kegiatan serupa, namun banyak ilmu yang bisa didapatkan dari pelatihan tersebut, terutama tentang pembuatan kopi Arabika dan Robusta. 

“Kita juga diajarkan cara untuk memilih kopi yang baik dan bagus itu seperti apa. Secara kasat mata kalau yang bagus itu dilihat dari warna, kalau saat diroasting menjadi lebi warna-warni biasanya karena belum matang saat dipetik,” pungkasnya.

 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Wildan Mukhlishah Sy
Editor : Nanang Habibi

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya