MUKOMUKO- Sebagaimana kita ketahui. Pada Senin (21/2/2022) lalu, salah seorang warga Desa Tanah Rekah, Kecamatan Kota Kabupaten Mukomuko menjadi korban serangan buaya saat hendak mencari lokan di aliran sungai selagan di Mukomuko.
Atas peristiwa berdarah akibat serangan buaya itu, membuat khawatir masyarakat dibeberapa Desa yang ada disekitar sungai Selagan. Kejadian itu juga berdampak pada perekonomian sebagian warga yang biasanya beraktivitas mencari nafkah di sungai tersebut.
Pasalnya, aliran sungai selagan merupakan bagian dari nadi perekonomian sebagian masyarakat di Desa sekitar sungai. Karna sekitar 30 persen warga yang melakukan aktivitas di aliran sungai, seperti mencari ikan, mencari lokan dan mengeluarkan hasil kebun mereka menggunakan perahu.
Hal itu sebagaimana diungkapkan Kepala Desa Tanah Rekah, Masrut dalam keterangannya di Mukomuko pada suaraindonesia.co.id Minggu (27/2/2022).
"Sejak peristiwa itu hingga saat ini, warga yang biasanya beraktivitas di sungai itu, sekarang sudah tidak berani lagi, karna takut. Hal ini sangat berdampak pada perekonomian sebagian warga yang biasanya mengais rejeki di aliran sungai, seperti mencari lokan dan mengeluarkan hasil kebun mereka melalui sungai menggunakan perahu," ucap Masrut.
Lebih lanjut dikatakan Masrut, menyikapi peristiwa yang merenggut nyawa warganya itu, serta dampak yang ditimbulkan. Pemdes dan BPD di lima Desa yang ada disekitar sungai selagan, yakni, DesaTanah Rekah, Desa Tanah Harapan, Desa Pondok Batu, Desa Pondok Kopi dan Desa Teras Terunjam, mengadakan musyawarah bersama untuk mecari solusi demi keamanan warga, karna keberadaan buaya itu membuat warga waswas untuk beraktivitas di kawasan tersebut.
"Selain Pemdes dan BPD, musyawarah yang dilaksanakan pada Jumat (25/2/2022) malam di Kantor Desa Tanah Rekah itu juga melibatkan orang yang dituakan di masing-masing Desa. Dari hasil musyawarah, warga lima Desa yang ada di sekitar kawasan aliran sungai Selagan, meminta pemerintah melalui aparat berwenang segera mengevakuasi buaya di sungai Selagan. Dikhawatirkan, keberadaan buaya mengancam warga yang tengah beraktivitas diwilayah itu," kata Kades Tanah Rekah.
"Dalam waktu dekat, Pemdes dan BPD dari lima Desa ini akan menyampaikan hasil musyawarah itu kepapada Pemerintah dan pihak terkait lainnya. Kami akan berkoordinasi, seperti dengan pihak Kepolisian, TNI, Bupati dan Ketua DPRD, serta pihak BKSDA, Agar mengevakuasi buaya di sungai Selagan itu," tutur Masrut.
Ia juga mengatakan, saat ini pihaknya terus mengimbau warga masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Kami dari masing-masing Pemdes juga mengimbau dan mengingatkan warga masyarakat untuk tidak beraktivitas dulu dalam waktu dekat ini dan selalu meningkatkan kewaspadaan," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Robianto |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi