MUKOMUKO- Seekor buaya dengan berat hampir setengah ton dan panjang hampir lima meter berhasil dibekuk oleh pawang buaya di aliran sungai selagan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu pada Kamis (10/3/2022) kemarin.
Meski sudah satu ekor buaya ditangkap di sungai tersebut, masyarakat yang ada di aliran sungai mengaku masih khawatir dan resah. Sehingga belum berani beraktivitas di sungai itu, warga menduga masih ada buaya yang berkeliaran di sungai dan berpotensi mengancam keselamatan warga yang melakukan aktivitas di aliran sungai.
"Kemarin satu buaya sudah berhasil ditangkap oleh pawangnya. Namun kami yang biasanya beraktivitas disungai tersebut masih khawatir dan was-was, karna kami menduga buaya di aliran sungai ini lebih dari satu. Makanya sampai hari ini kami belum berani beraktivitas," ungkap seorang warga Desa Tanah Rekah, Rahimudin (34) kepada suaraindonesia.co.id pada Jumat (11/3/2022).
Lebih lanjut dikatakan Rahimudin, Kekhawatiran dan keresahan warga desa yang ada di sekitar aliran sungai selagan itu karna belum lama ini seorang warga desa Tanah Rekah menjadi korban serangan buaya di aliran sungai selagan.
"Sejak peristiwa itu kami sangat takut dan khawatir, sejak itu pula masyarakat yang biasanya beraktivitas di aliran sungai tidak berani lagi, padahal sungai itu tempat kami bekerja untuk mengais rejeki, seperti mencari ikan, mencari lokan dan juga sebagai akses bagi sebagian masyarakat untuk mengeluarkan hasil kebunnya lewat sungai menggunakan kapal," kata Him.
Ia berharap pemerintah desa dan pemerintah daerah serta pihak terkait lainnya terus berupaya untuk mengevakuasi buaya di sungai selagan itu, sehingga memberikan rasa aman bagi warga yang beraktivitas di sungai tersebut dari ancaman buaya.
"Semoga upaya yang dilakukan oleh pemerintah desa dan pemerintah daerah bersama pihak terkait lainnya untuk mengevakuasi buaya itu bisa berjalan dengan baik. Sehingga kami tidak was-was lagi dan bisa beraktivitas di sungai itu seperti biasanya,"harapnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Robianto |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi