SUARA INDONESIA

Tradisi Perayaan Unduh-unduh di Gereja Kristen Jawi Wetan Mojowarno Jombang

Gono Dwi Santoso - 08 May 2022 | 16:05 - Dibaca 5.30k kali
Peristiwa Daerah Tradisi Perayaan Unduh-unduh di Gereja Kristen Jawi Wetan Mojowarno Jombang
Perayaan unduh unduh Saat jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan membawa masuk persembahan ke dalam Gereja GKJW Mojowarno Jombang, Minggu (08/05/2022).
JOMBANG –  Perayaan tradisi unduh unduh di rayakan oleh ratusan jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojowarno Jombang yang dilaksanakan secara lancar penuh khidmat meskipun tanpa karnaval seperti pada tahun tahun tahun sebelumnya , Minggu (08/05/2022). 

Dari pantauan dilokasi acara perayaan unduh unduh tampak berjejer 7 miniatur  persembahan jemaat di halaman Gereja GKJW Mojowarno. 

Sejumlah miniatur hasil panen satu persatu dibawa masuk GKJW Mojowarno sekitar pukul 06.30. Miniatur tersebut berisi sejumlah hasil bumi seperti palawija, buah-buahan maupun hasil pertanian para jemaat. 

Persembahan jemaat  pada saat perayaan unduh unduh tahun ini ada 7 persembahan antara lain, Persembahan dari Blok Mojojejer, Blok Mojowarno, Rumah Sakit Kristen Mojowarno, Pepathan Mojotengah, Blok Mojodukuh, Blok Mojoroto dan Blok Mojowangi. 

Sebelum dilaksanakan peribadatan, di panggil satu persatu dan semua minatur persembahan miniatur tersebut dibawa masuk ke dalam gereja oleh jemaat dan dilakukan ibadah dipimpin pendeta Gereja GKJW Mojowarno Pendeta Murcodjayadi. 

Dalam kegiatan ini, rausan jemaat gereja GKJW tampak antusias mengikuti perayaan tradisi unduh-unduh. 

Meski tak ada kirab alias arak arakan hasil panen seperti tahun-tahunnya, namun tak mengurangi kekhidmatan perayaan unduh-unduh. 
  
Kusnorohadi, Ketua Panitia perayaan unduh unduh menggatakan, bahwa tradisi unduh unduh ini bisa dikatakan sebagai hari raya persembahan. 

"Karena dari kata unduh, bermakna memetik dari hasil panen pertanian yang ada di sawah dan kebun jemaat GKJW,’’ terangnya. 

Ia menambahkan, perayaan unduh-unduh sejak pandemi diadakan terbatas dan meniadakan kirab atau arak - arakan hasil bumi. 

”Karena sekarang masih dalam situasi pandemi, kami menjaga jangan sampai Jombang nanti ada satu saja yang terpapar akhirnya Jombang jadi merah lagi,’’ tambahnya. 

Hari raya unduh-unduh dirayakan jemaat setiap tahun pada minggu kedua bulan Mei. Hal itu, merupakan bentuk ungkapan rasa syukur para jemaat kepada tuhan yang maha esa. 

"Ini merupakan ungkapan rasa syukur dari pada jemaat yang sudah diberkati dalam mengolah sawah, mengolah hasil pertanian maupun perkebunan,’’ ujar dia. 

Tradisi tersebut, diketahui sudah dirayakan sejak 1932. Sebelum itu, jemaat sebetulnya sudah merayakan namun konsepnya hasil bumi bukan ditempatkan di gereja. Melainkan di dalam lumbung miskin milik warga. 

”Lalu seiring berjalannya waktu, sejak 1932 kita rayakan di gereja,’’ tambahnya. 

Total ada tujuh miniatur berisi hasil bumi yang dipersembahkan jemaat. Masing-masing enam dari blok di Kecamatan Mojowarno dan satu dari rumah sakit. 

”Dan hasil lelang tersebut akan di gunakan untuk kepentingan gereja. Misalnya membantu jemaat yang kurang mampu,’’ paparny. 

Setelah ibadah selesai , dilakukan peresmian gedung pusat kegiatan yang diresmikan oleh Wakil Bupati Jombang Sumrambah dan dilanjutkan lelang hasil bumi oleh panitia acara perayaan unduh unduh. 

Sementara itu, Wakil Bupati Jombang Sumrambah mengatakan bahwa kegiatan hari ini gereja Kristen Jawi Wetan  melaksanakan unduh unduh yang merupakan acara acara tahunan persembahan dari umatnya kepada gereja. 

"Acara unduh unduh ini merupakan warisan tak benda yang diselenggarakan gereja Kristen Jawi Wetan yang sudah melaksanakan berpuluh puluh tahun," katanya. 

Dirinya berharap,  kegiatan seperti ini akan tetap berjalan dan ini kita mulai  karena dua tahun kegiatan perayaan unduh unduh ini vakum karena pandemi Covid-19. 

"Kegiatan seperti ini , selain budaya tetapi ada yang lebih penting yakni merupakan perwujudan simbol kebersamaan Umar Kristiani Jawi Wetan dan umat Islam disekitar nya karena suatu bentuk pembelajaran  kita terhadap kebersamaan toleransi antar umat beragama," pungkasnya. (Gono/Will)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Gono Dwi Santoso
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya