MADIUN- Guna mencegah meluasnya penularan penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak menjelang hari raya idul Adha yang kurang satu bulan lagi.
Pemerintah Kabupaten Madiun mewajibkan hewan ternak yang dijual kepasaran harus disertai dengan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).
Kepada SuaraIndonesia.co.id, Kamis 2 September 2022. Bupati Madiun Ahmad Dawami, mengatakan baik hewan ternak kambing maupun sapi harus disertai SKKH yang dikeluarkan oleh pihak berwenang.
"Jika tidak dilengkapi, kita akan pulangkan ke daerah asal," ucapnya.
Petugas akan memeriksa terlebih dahulu sebelum menerbitkan SKKH. Sebab SKKH dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengetahui kondisi hewan yang akan dijual.
Untuk itu Pemerintahan Kabupaten Madiun akan menempatkan petugas khusus di pintu pintu masuk Kabupaten Madiun dan pasar hewan. Dan memastikan bahwa ternak yang akan dijual terbebas dari penyakit kuku dan mulut.
"Untuk itu peternak tidak harus memaksakan hewan ternaknya untuk dijual kepasaran jika kondisi ternaknya sudah sakit. Jika nekat dibawa ke pasar dapat menulari ke hewan lainya dan berdampak akan mengalami kerugian besar," terang Ahmad Dawami.
Karena sudah ditemukan dua kasus hewan sapi yang terinfeksi PMK, sehingga Kabupaten Madiun rawan dengan wilayah tertular.
"Untuk itu bagi yang mempunyai hewan ternak yang sakit, segera diisolasi dan melaporkan petugas terdekat supaya cepat diobati," himbau Bupati.
Diketahui dua Minggu yang lalu ada dua hewan ternak di Kecamatan Saradan yang dinyatakan terinfeksi PMK dan belum ada penambahan sampai sekarang.
Populasi sapi di Madiun mencapai 63.180 ekor. Supaya tidak mudah terinfeksi PMK Pemerintah Kabupaten Madiun menyiapkan vaksin bagi hewan ternak yang sehat.
"Langkah selanjutnya kita akan siapkan vaksin, karena ini merupakan bagian dari antisipasi Idul Qurban," pungkasnya. (Ery Pramudya)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Prabasonta |
| Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi