SUARA INDONESIA

Kuatkan Hubungan, Amerika Serikat Dekati China

Tamara Festiyanti - 13 December 2022 | 05:12 - Dibaca 1.78k kali
Peristiwa Internasional Kuatkan Hubungan, Amerika Serikat Dekati China
Bendera Amerika Serikat dan China (Foto: AFP/VOA/Jejaring Suaraindonesia.co.id)

JAKARTA - Beberapa delegasi pejabat tinggi AS berada di China untuk membahas cara-cara meningkatkan hubungan antara kedua negara dan masalah Taiwan, kata Beijing, Senin (12/12).

Kehadiran mereka, ditujukan untuk mempersiapkan kerangka dasar bagi rencana kunjungan Menteri Luar Negeri Antony Blinken ke China.

Pembicaraan yang melibatkan diplomat tinggi AS untuk Asia Timur Daniel Kritenbrink, Direktur Senior Dewan Keamanan Nasional untuk Masalah China dan Taiwan Laura Rosenberger, dan Wakil Menteri Luar Negeri China Xie Feng itu, berlangsung pada Minggu dan Senin di provinsi Hebei, kata Beijing. .

Kunjungan itu dilakukan setelah pemimpin China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden berjanji untuk memperbaiki hubungan yang buruk antara kedua negara pada pertemuan puncak di Bali, Indonesia bulan lalu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan pada hari Senin (12/12) bahwa kedua belah pihak di Hebei "melakukan diskusi mendalam tentang penerapan konsensus yang dicapai pada KTT Bali antara kedua presiden".

Wang mengatakan pertemuan itu juga membahas Taiwan, pulau demokrasi yang memiliki pemerintahan sendiri yang diklaim China sebagai wilayahnya dan sumber gesekan yang semakin meningkat antara Beijing dan Washington.

Xie, Kritenbrink dan Rosenberger berbicara tentang "memperkuat dialog di semua tingkatan" dan "setuju untuk mempertahankan komunikasi," kata Wang.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan pekan lalu bahwa kunjungan itu akan meletakkan kerangka dasar bagi kunjungan Menteri Luar Negeri Blinken ke China pada awal 2023, kunjungan pertama diplomat tertinggi AS dalam empat tahun.

Hubungan antara Amerika Serikat dan China memburuk dalam beberapa tahun terakhir karena serangkaian masalah, mulai dari HAM hingga perdagangan dan teknologi.

Dalam pertemuan mereka di Bali, Xi dan Biden membahas isu-isu kontroversial, termasuk masa depan Taiwan, pembatasan impor teknologi tinggi China oleh AS, dan langkah Beijing untuk memperluas pengaruhnya ke seluruh dunia.

Biden mengakhiri pertemuan itu dengan menyatakan bahwa tidak perlu ada Perang Dingin yang baru, sementara Xi mengatakan kepada Biden bahwa kedua negara "berbagi lebih banyak, bukan lebih sedikit, kepentingan bersama". [VOA ab/uh]

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Tamara Festiyanti
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya