PONOROGO - Harga telur di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mengalami penurunan drastis. Dengan adanya permasalahan ini, pihak legislatif mendesak eksekutif untuk melakukan langkah kongkrit.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Komisi A DPRD Ponorogo, Ribut Riyanto. Menurutnya, pihaknya mendorong pemkab Ponorogo agar mencari solusi terkait turunnya harga telur tersebut.
"Karena harga telur di Ponorogo anjlok berkisar Rp 16 ribu. Sedangkan biasanya (harga normal) sekitar Rp 20 ribu rupiah," ujarnya, Selasa (28/9/2021).
Pihaknya telah memanggil dinas pertanian, dinas sosial hingga sejumlah peternak ayam, untuk duduk bersama terkait overload dan kestabilan harga telur.
"Untuk jangka pendek daya serap telur, dinas sosial Ponorogo siap membeli telur dari peternak ayam yang nantinya digunakan untuk program bantuan pangan non tunai (BPNT)," jelasnya.
Para peternak ayam nantinya bisa berkoordinasi dengan dinsos Ponorogo. Karena program ini akan berjalan di bulan Oktober mendatang.
"Anjloknya harga telur disebabkan banyak faktor. Jadi perlu adanya sinkronisasi dinas terkait dengan peternak ayam. Supaya daya serap telur bisa merata," imbuhnya.
Selain itu juga ada wacana dari dinas pertanian untuk pembelian telur bagi aparatur sipil negara (ASN). Tiap ASN wajib membeli telur dari peternak ayam sedikitnya 10 butir. Namun hal ini harus dikaji terlebih dahulu.
"Kita akan terus koordinasi dengan eksekutif untuk melindungi peternak ayam lokal. Termasuk memahami produksi pakan ayam. Ini masalah Nasional yang notabene tidak bisa dituntut segera selesai," tandasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Andre Prisna |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi