SUARA INDONESIA

Siswa SMP di Banyuwangi Diduga jadi Korban Bullying hingga Tulang Pahanya Harus Dipotong

Muhammad Nurul Yaqin - 12 January 2022 | 17:01 - Dibaca 4.74k kali
Peristiwa Siswa SMP di Banyuwangi Diduga jadi Korban Bullying hingga Tulang Pahanya Harus Dipotong
Ilustrasi patah tulang. (Suara.com jejaring suaraindonesia.co.id).

BANYUWANGI- Siswa SMP di wilayah Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi diduga jadi korban bullying teman sekolahnya. 

Akibatnya, korban berinisial G (13) harus menjalani operasi pemotongan tulang paha diduga usai ditendang. 

Orang tua korban yang tidak terima kemudian mengambil langkah hukum. Peristiwa tersebut dilaporkan kepada kepolisian setempat.

Kapolsek Licin Iptu Dalyono membenarkan kejadian ini. Peristiwa tersebut terjadi pada November 2021 lalu. 

Kata dia, korban waktu itu sedang menjalani pemulihan patah tulang bagian paha akibat kecelakaan lalu lintas.

Dugaan bullying ini terjadi waktu korban pulang sekolah. Saat itu korban menunggu jemputan. Tiba-tiba terduga pelaku mendatangi korban dan mengambil alat bantu jalan miliknya. 

Teman korban yang lain berbaik hati mengambil alat bantu jalan yang dibawa oleh terduga. Kemudian diberikan pada korban.

"Entah sengaja atau tidak, saat korban itu duduk terduga pelaku kembali menghampiri dan menendang (paha) kaki korban yang mengalami patah," jelas Dalyono, Rabu (12/1/2022).

Usai terkena tendangan, korban belum merasakan sakit. Namun lama-kelamaan kakinya mulai terasa nyeri hebat hingga membuat korban mengerang kesakitan. 

Korban lalu menceritakan pada orang tua korban bila kakinya yang masih di pen tersebut sempat ditendang oleh rekan sekolahnya.

Singkatnya, korban kemudian dibawa ke rumah sakit oleh pihak keluarga. Dari hasil pemeriksaan, tulang paha korban kembali patah serta plat penyangga tulangnya lepas.

Dokter yang menangani korban kemudian merekomendasikan agar korban kembali menjalani operasi. Dokter terpaksa memotong tulang pahanya sepanjang 4 cm, karena terjadi infeksi.

"Dari hasil rontgen tulang yang patah dan masih di pen itu mengalami infeksi. Harus dilakukan operasi lagi dan membutuhkan biaya kurang lebih Rp 20 juta," terang Dalyono.

Pasca operasi, pihak keluarga lalu mengkonfirmasi kebenaran insiden tersebut ke pihak sekolah serta melayangkan laporan ke Polsek Licin. 

Kendati demikian pihak polisi pun mengarahkan agar perkara tersebut dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan mengingat terduga pelaku yang masih berada dibawah umur.

“Pihak sekolah maupun pihak wali murid sudah kita dudukkan bersama. Lewat mediasi yang kita lakukan, akhirnya mereka bersepakat saling memaafkan satu sama lain, baik secara lisan maupun  secara tertulis,” katanya.

Atas insiden ini, orang tua korban meminta agar pihak sekolah memberikan pengawasan lebih maksimal, terutama pada siswa yang mengalami cedera. 

Pihaknya juga meminta agar anaknya bisa tetap mengikuti pembelajaran secara daring, mengingat kondisi anaknya belum bisa pulih seperti sediakala. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV