SUARA INDONESIA

Ketum DPP LDII Tegaskan LGBT Bertentangan dengan Agama dan Moralitas

Muhammad Nurul Yaqin - 25 May 2022 | 09:05 - Dibaca 1.13k kali
Peristiwa Ketum DPP LDII Tegaskan LGBT Bertentangan dengan Agama dan Moralitas
Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto. (Istimewa).

JAKARTA- Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto, secara tegas menolak praktik lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Menurutnya, LGBT bertentangan dengan nilai-nilai agama dan moralitas.

Sebagai informasi, persoalan LGBT menjadi bahasan di media sosial. Pasalnya, pada 17 Mei lalu, Kedutaan Besar Inggris di Jakarta mengibarkan bendera pelangi, untuk peringati Hari Antihomofobia. 

Para tokoh agama dan masyarakat prihatin dengan peristiwa itu, dan menganggap Kedutaan Inggris tak sensitif dengan agama dan budaya rakyat Indonesia. 

Keprihatinan juga datang dari Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto. Menurutnya, agama samawi terutama Islam, melarang praktik LGBT.

“Alquran menjelaskan dengan terang-benderang bahkan diulang-ulang kisah itu, bukan hanya dalam satu surat tapi beberapa surat. Artinya, agama Islam melarang sangat keras praktik LGBT,” tegasnya. 

KH Chriswanto menyebut umat Nabi Luth yang mempraktikkan LGBT, disebut dalam Al-Quran sebagai orang yang melewati batas atau fasik. Dengan penyebutan itu, bagi mereka yang percaya pada hari pembalasan, mereka yang mempraktikkan LGBT menerima konsekuensi atas perbuatannya.

“Umat Nabi Luth mengalami siksa yang pedih berupa lemparan batu panas, dan tanah tempat mereka berpijak dibalik oleh Allah, seperti sebuah bencana besar,” ulasnya, Selasa (24/5/2022).

KH Chriswanto mengingatkan, peringatan kepada penganut LGBT atau mereka yang gemar berzina sudah jelas, dengan adanya penyakit yang menyerang kelamin. 

“Beragam penyakit kelamin, salah satunya HIV/AIDS yang paling sulit disembuhkan. Semua itu jadi pertanda, bahwa penyimpangan atas perintah Allah membawa konsekuensi sosial dan pribadi,” imbuhnya. 

Dalam pandangannya, LGBT merupakan hak individu, namun kebebasan individu yang bertentangan dengan agama dan norma budaya tak pantas untuk dijalankan, “Itu adalah hawa nafsu yang harus dijauhi, karena resikonya besar,” ujarnya. 

Menurutnya, penganut LGBT juga dapat merusak bangsa kejiwaan generasi masa depan. “Anda bisa membayangkan, penganut homoseksual yang kebanyakan mengadopsi anak, apakah mereka tak sadar beban mental yang ditanggung anak tersebut,” tegasnya.

Dalam pandangannya, saat anak mengerti bahwa orang tua adalah ayah dan ibu, tiba-tiba mendapati orang tuanya pria semua atau wanita semua. “Ini bisa merusak psikis dan moral generasi masa depan,” ujarnya. 

Ia mengimbau, agar penganut LGBT kembali pada perintah Allah agar tidak melakukan penyimpangan seksual. “LGBT oleh Kementerian Kesehatan dikategorikan penyakit mental, yang tidak disebabkan faktor biologis apalagi takdir. Pasti ada kejadian yang membuat seseorang menyimpang orientasi seksualnya,” ungkapnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV